Bisnis.com, JAKARTA – Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) akan memutuskan penggunaan laba bersih tahun 2023 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Selasa (14/5/2024).
Berdasarkan siaran pers, pertemuan tersebut digelar di gedung Wisma Indocement, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, mulai pukul 09.30 WIB hingga selesai. Dalam rapat tersebut, pemegang saham akan membahas total lima poin agenda.
Hal lain yang diharapkan adalah keputusan penggunaan sisa laba tahun 2023. Secara historis, INTP memiliki rasio dividen sebesar 100% selama 2018 – 2021. Namun rasio tersebut akan menurun pada tahun 2022 menjadi 30% atau Rp 549 miliar.
Sebelumnya, CFO Indocement David Jonathan Clarke sempat memberikan pandangan mengenai rasio pembayaran dividen tahun fiskal 2023.
Dia mengatakan, rasio pembayaran dividen pada tahun 2023 akan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena beberapa faktor.
“Karena masih banyak yang ingin kita lakukan. Jadi kita harus menggalang dana lagi dan ekspektasi pendapatan di 2023 rendah,” kata David pada Maret lalu.
Menurut dia, yang membuat rasio dividen tahun 2023 lebih rendah adalah pembelian kembali saham pada tahun 2023 dan sebesar 6,8% dari total saham beredar. Tindakan ini mengakibatkan INTP menarik dana senilai €2,72 miliar.
Hal lainnya adalah akuisisi PT Semen Grobogan pada akhir tahun 2023 yang mencapai Rp 1,49 triliun. Rinciannya, jumlah saham yang diterima sebanyak 344.860 atau 100% dari modal ditempatkan dan disetor Semen Grobogan.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir tahun 2023, INTP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 17,94 triliun. Dibandingkan tahun 2022, angka tersebut tumbuh sebesar 9,93% year-on-year (YoY).
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan semen kepada pihak ketiga sebesar Rp16,19 triliun, meningkat dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebesar Rp14,73 triliun. Di sisi lain, penjualan beton siap pakai menyumbang Rp1,36 miliar.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, beban pendapatan INTP juga meningkat sebesar 8,21% year-on-year menjadi Rp 12,1 triliun. Alhasil, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp5,84 miliar atau tumbuh 13,68% secara tahunan.
Setelah mengumpulkan pendapatan dan beban lain-lain, INTP memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,95 triliun, tumbuh 5,85% year-on-year. Laba per saham meningkat dari Rp 529,44 menjadi Rp 568,41.
Tahun lalu INTP mencatatkan total aset sebesar Rp 29,64 triliun atau meningkat 15,34% year-on-year. Pada periode tersebut, liabilitas meningkat 41,39% year-on-year menjadi Rp 8,68 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp 20,96 triliun atau meningkat 7,17% year-on-year.
Di sisi lain, arus kas setara pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp3,18 triliun atau disesuaikan 29,61% year-on-year dari posisi sebelumnya sebesar Rp4,52 triliun.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel