Bisnis.com, JAKARTA – Dua indeks populer di Bursa Efek Indonesia (BEI), LQ45 dan IDX30, menghadapi koreksi tahun ini. Analis percaya bahwa investor dapat menggunakan kesempatan ini untuk membeli peralatan blue chip dengan harga diskon.

Merujuk data BEI Selasa (04/06/2024), LQ45 terkoreksi 7,70% year-to-date (ytd) menjadi 895,80. Sedangkan IDX30 melemah 10,52% year-to-date menjadi 443,12.

Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mencatat, buruknya kinerja LQ45 dan IDX30 disebabkan kapitalisasi pasar saham-saham berkapitalisasi besar (large cap) seiring aksi jual investor asing (net sell).

BEI juga mencatat investor asing menjual Rp 45,62 miliar pada Selasa (04/06/2024). Sedangkan penjualan YTD oleh investor asing tercatat sebesar Rp 6,53 triliun.

“Karena di LQ45 dan IDX30 banyak yang big cap, maka itu bisa berdampak pada turunnya indeks. Jadi yang penting saham-sahamnya diperbaiki sekarang, misalnya karena investor asing untung dan lain sebagainya. pada indeks yang lebih rendah,” kata Samuel saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (06/04/2024).

Ia meyakini dengan koreksi IDX30 dan LQ45, investor bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan likuiditas dengan harga diskon. Sebab dari segi kritis, menurut dia, pendukung kedua langkah tersebut masih sangat baik.

“Menurut kami ini diskon yang nyata, karena sumber dayanya tidak terlalu terpengaruh, tapi harganya sudah turun signifikan. Padahal, bagi investor jangka panjang, segera ini akan menjadi pendekatan yang lebih baik daripada sebelum perlakuan,” jelasnya.

Sementara itu, Samuel mengatakan perkiraan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditargetkan mencapai 7.800 pada akhir tahun 2024. Menurut dia, MAMI tidak akan merevisi perkiraan tersebut karena masih menunggu hasil pengembang. Laporan keuangan triwulan II tahun 2024.

Dari sisi sentimen pasar saham, kebijakan suku bunga bank sentral Amerika (Fed) masih memiliki pengaruh paling besar. Sejauh ini suku bunga The Fed masih berada di kisaran 5,25-5,5%, namun ada kemungkinan penurunan sebelum akhir tahun.

Menurutnya, sumber daya keuangan Indonesia terjaga dan suku bunga rendah terbuka bagi investor yang ingin berinvestasi lebih awal untuk memanfaatkan berakhirnya kenaikan suku bunga. 

Selain itu, mungkin ada baiknya di masa depan untuk memperkenalkan kebijakan ekonomi pemerintahan baru dan memilih kabinet yang memiliki kepercayaan diri.

Berdasarkan data Bloomberg, saham-saham beragunan IDX30 Bank Mandiri (BMRI) yang mendorong indeks menguat +10.24%, ADRO menguat indeks +5.62%, PGAS (+3.02%), BBCA (+2.53%) dan INKP (+1.70 ). ). %). 

Sementara itu, produk-produk pendorong IDX30 yaitu BBRI yang menekan indeks sebesar -24,36%, TLKM (-21,24%), GOTO (-12,54%), ASII (-6,91%) dan SMGR (-4,81%).

Di sisi lain, LQ45 menopang saham-saham seperti AMMN sehingga menekan indeks +25.20%, disusul BMRI +12.46%, ADRO (+6.51%), BBCA (+3.64%) dan PGAS (+3,59%).

Sedangkan item tertimbang LQ45 adalah BBRI sebesar -33.68%, disusul TLKM (-26.45%), GOTO (-15.45%), ASII (-7.97%) dan SMGR (-5.72%).

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,90% menjadi 7.099,31 pada Selasa (06/04/2024). Namun, angka tersebut masih lemah sebesar 2,39% tahun ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel