Bisnis.com, Jakarta – Indeks LQ45 yang mencakup 45 emiten berkapitalisasi besar, unggul setelah Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve menurunkan suku bunga acuannya. Deretan bangku raksasa memberikan dukungan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks LQ45 mencatatkan kenaikan sebesar 0,97% atau 9,43 poin ke level 979,68 pada hari ini, Kamis (19/9/2024). Indeks LQ45 pun menguat 2,95% dalam sepekan perdagangan dan 3,96% dalam sebulan perdagangan.

Kini, indeks LQ45 berada di zona hijau atau menguat 0,94% pada tahun berjalan (YTD/ytd).

Bahkan, kinerja indeks LQ45 sempat mengalami penurunan pada Agustus 2024. Tercatat hingga 30 Agustus 2024, indeks LQ45 masih berada di zona merah, turun 2,69% year-to-date.

Kebangkitan indeks LQ45 akan mulai terasa pada September 2024. Kemudian, indeks LQ45 menguat pada pekan ini di tengah penurunan suku bunga acuan.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode 17-18 September 2024, BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Ini merupakan penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.

Selain itu, bank sentral AS, Federal Reserve, memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,75%-5,0%.

EK Vidyawati, Kepala Riset Ritel Cinarmas Securitas, mengatakan dengan penurunan suku bunga acuan, ada tekanan untuk memperbaiki kinerja saham-saham di indeks LQ45.

“Ini [penurunan suku bunga acuan] menjadi sentimen positif bagi perbankan, real estate, dan saham otomotif,” kata Ike dalam Market Outlook beberapa waktu lalu.

Analis Kium Securitas Indonesia Miftahul Kher juga mengatakan indeks LQ45 kemungkinan akan tetap positif. Karena saat ini masih terdapat saham-saham yang berada di bawah nilai intrinsiknya, salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). Saham BBRI terlihat masih anjlok 5,68% year to date.

Selain itu, secara keseluruhan saham-saham indeks LQ45 masih mencatatkan kinerja yang sangat menarik pada semester I-2024, kata Miftahul. 

Sementara itu, dengan naiknya indeks LQ45 seiring turunnya suku bunga acuan, ada beberapa saham yang memberikan pendongkrak. Dalam sepekan perdagangan, emiten bank raksasa menjadi komponen yang paling mendorong kinerja LQ45.

PT Bank Mandiri Persero (BMRI), misalnya, mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 0,34% dalam sepekan seiring dengan penurunan suku bunga acuan. Saham BMRI juga menjadi penopang LQ45 sepanjang tahun ini, dimana harga saham BMRI naik 22,31% year to date.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turut mendongkrak kuatnya kinerja indeks LQ45 selama sepekan perdagangan. Harga saham BBCA naik 4,56 persen menjadi 15,96 persen dalam sepekan.

Selain itu, harga saham PT Bank Negara Indonesia adalah Rs. (BBNI) naik 3,1% minggu ini dan 8,37% year to date.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.