Bisnis.com, BOGOR – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Keyakinan Industri (IKI) tetap tidak berubah sebesar 52,40 unit pada Agustus 2024. Namun indeks bulan ini melambat 0,82 poin dibandingkan IKI Agustus. tahun sebelumnya.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendry Antony Arif mengatakan dari 23 subsektor manufaktur, 20 subsektor penyumbang produk domestik bruto (PDB) mengalami pertumbuhan. Pada triwulan II tahun 2024, pabrik pengolahan migas 94,6%.
Sedangkan tiga subsektor yang mengalami kontraksi adalah tekstil, kertas dan produk kertas lainnya, serta manufaktur lainnya. Sementara itu, kontribusi subsektor terkait terhadap PDB nonmigas sebesar 5,4%.
Dalam pemberitaan IKI 29 Agustus 2024, Febry menyampaikan, “Pada bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, produksi sektor industri mengalami perlambatan dengan penurunan signifikan sebesar 2,90 poin menjadi 46,54 pada variabel produksi.”
Febry menjelaskan, penurunan produksi disebabkan penurunan input bahan baku. Hal ini menyusul melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS, sementara sebagian besar bahan baku produksi masih diimpor.
Dampaknya, pelaku industri disebut terhambat impor bahan baku/penolong. Namun menurut data Badan Pusat Statistik (CSO), harga impor bahan baku/penolong meningkat sebesar 17,2 persen secara bulanan.
“Bukan berarti kinerja sektor manufaktur akan membaik, kenapa? Karena setelah melihat data BPS, ditemukan sebagian besar impor bahan baku bukan impor [industri], melainkan bahan baku bahan bakar,” dia dikatakan.
Sementara itu, harga IKI pada variabel pesanan baru mengalami kenaikan sebesar 1,74 poin dari 52,92 pada Juli 2024 menjadi 54,66 pada Agustus 2024. Harga IKI pada variabel persediaan produk juga mengalami kenaikan sebesar 0,01 poin menjadi 55,54.
Febry menjelaskan situasi subsektor yang mengalami kontraksi seperti industri TPT yang melemah selama 3 bulan berturut-turut sejak Juni 2024 setelah Agustus 2024 berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan.
Begitu pula dengan kertas yang anjlok selama dua bulan berturut-turut karena kami menyimpulkan adanya membanjirnya impor produk kertas dari negara-negara yang memiliki pasokan kertas dalam jumlah besar, ujarnya.
Dilihat dari aktivitas dunia usaha, sektor manufaktur secara keseluruhan akan tumbuh sebesar 14,1 persen pada Agustus 2024. Persentase masyarakat yang menjawab bahwa kondisi dunia usaha sudah membaik dan stabil meningkat dari 76,6% menjadi 79,1%.
Sementara itu, persentase pemilik usaha yang melaporkan kondisi usahanya memburuk terus menurun selama 5 bulan terakhir, mencapai 20,9% pada Agustus 2024.
Lebih lanjut, Kementerian Perindustrian menilai kepercayaan pengusaha terhadap kondisi dunia usaha pada Juni mendatang mengalami penurunan sebesar 71,6 persen dibandingkan Juli 2024. Penurunan kepercayaan tersebut meneruskan penurunan dari puncak optimisme pada Juni lalu.
Sementara itu, 22,5% pemilik usaha menyatakan kondisi usahanya stabil dalam 6 bulan ke depan. Indikator ini meningkat 0,4 persen dari bulan sebelumnya.
“Pandangan pesimistis pemilik usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,9% naik dari 6,0% pada Juli 2024,” tutupnya.
Cek Google News dan berita serta artikel lainnya dari WA