Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup menguat pada Jumat (22/11/2024) seiring kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Teridentifikasi sektor BRIS, BBRI, BBNI, ICBP, dan BMRI untuk uang muka.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama bursa dengan Harian Bisnis Indonesia ditutup menguat 1% atau 5,37 poin menjadi 543,09. Tercatat 13 saham mengalami kenaikan harga, 6 saham disesuaikan, dan 8 saham disuspensi.

Saham PT Bank Syariah Tbk (BRS) naik 9,67% ke Rp 2.950, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 3,53% per saham menjadi Rp 4.400.

Apalagi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menguat 2,54% ke Rp 4.840, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,69% ke Rp 12.000, begitu pula PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI) menguat 1,63% ke Rp 1.295. 

Saham yang dikurangi antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) turun 3,23% ke Rp 1.500, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkoreksi 2,68% ke Rp 1.450. Saham PT Indosat Tbk (ISAT) turun 2,40% dan meraup 2.440 dram.

Sebaliknya IHSG ditutup menguat 0,77% atau 54,66 poin ke 7.195,57. Hari ini IHSG dibuka di 7154,68 dan sempat bergerak ke 7215,69.

Tercatat 302 saham mengalami kenaikan harga, 280 saham mengalami penurunan harga, dan 363 saham terhenti. Sedangkan kapitalisasi pasar yang disebut kapitalisasi pasar mencapai Rp 12,053 triliun.

Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, sebelumnya memperkirakan IHSG akan melanjutkan perdagangan mixed dan memperkuat support di 7.080 dan resistance di 7.220 didorong oleh sentimen bullish harga minyak akhir pekan ini.

“Pada hari Kamis, Putin memperingatkan Barat bahwa Rusia mungkin akan menyerang negara-negara yang memiliki senjata Ukraina yang digunakan untuk melawan Rusia,” katanya. 

Ia menambahkan, secara teknis IHSG mulai bergerak di bidang support. Histogram MACD mulai menunjukkan tren bearish, menurutnya selama IHSG bisa bertahan di atas 7.100, peluang pemulihan masih ada.

Reliance Sekuritas memperkirakan ELSA, BRMS, WIFI, dan NSSS merupakan saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.

Penafian. Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel