Bisnis.com, Jakarta – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan Jumat (14/6/2024) menyusul koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski begitu, saham MIKA, CTRA, dan MYOR masih menguat.

Indeks harian bursa hasil kerja sama dengan Bisnis Indonesia ini turun 1,90% atau 9,89 poin menjadi 511,89, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercatat 3 saham naik, 18 saham flat, dan 6 saham stabil.

Beberapa saham yang menguat antara lain PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) naik 1,69% ke Rp 3.000, disusul saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) naik 0,45% ke Rp 1.125, sedangkan saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menguat 0,42% ke Rp 2.380.

Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melemah. (SMGR) sebesar 6,01% menjadi Rp 3.440, disusul PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) turun 4,24% menjadi Rp 4.740, sedangkan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 4,23% menjadi Rp 2.720.

Di sisi lain, IHSG turun 1,42% atau 96,73 poin menjadi 6.734,83 ​​mark. Indeks komposit menguat setelah pembukaan dan bergerak pada kisaran 6831 hingga 6713 pada awal sesi.

Sebanyak 140 saham berada di zona hijau, kemudian melemah menjadi 451, dan 180 saham stagnan. Total kapitalisasi pasar adalah 11.516,66 triliun.

Lisa Camelia Surianato, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia, mengatakan investor asing saat ini melaporkan penjualan bersih yang datar sehingga menyulitkan IHSG untuk tumbuh dalam waktu dekat. Sentimen pasar regional, khususnya data CPI AS yang lebih rendah, gagal mendukung pemulihan IHSG.

“Kami tidak bisa tidak menyadari bahwa arah pasar saat ini berasal dari AS, terutama sehubungan dengan kebijakan moneter The Fed, yang terus memiliki narasi yang kuat.” Selain itu, pasar saham Indonesia tampaknya mulai kehilangan daya tariknya karena pihak asing mempertanyakan keberlanjutan fiskal Indonesia, kata Lisa kepada Bisnis, Kamis (13/06/2024).

Lisa menjelaskan, keraguan investor asing terkait dengan kesinambungan fiskal Indonesia yang menyambut baik rencana makan siang dan susu gratis dari Presiden terpilih Prabowo. Setelah itu, susunan kabinet dan peta jalan rencana kerja pemerintah akan menjadi fokus para pelaku pasar, khususnya siapa yang akan menjadi menteri keuangan Indonesia selanjutnya. 

Di sisi lain, IHSG semakin mendapat tekanan dari sentimen domestik yakni kebijakan FCA atau lelang penuh. Lisa mengatakan IHSG menghadapi kendala FCA yang menimpa saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). 

Pasalnya, pasar khawatir dengan masalah likuiditas saham BREN sehingga pergerakannya akhir-akhir ini sangat fluktuatif sehingga membuat IHSG seperti rollercoaster. 

“Pada saat yang sama, di sektor lain yang lebih stabil seperti keuangan atau blue chips lainnya, belum ada katalis yang benar-benar bisa menopang IHSG,” ujarnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel