Bisnis.com, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kinerja PT PLN (Persero) tetap terjaga meski menghadapi tantangan tarif listrik.

Abra Talatov, Kepala Pusat Pangan, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan, menyambut positif kinerja perekonomian PLN pada kuartal III 2024 di tengah tantangan perekonomian.

“Ketika Indonesia mengalami inflasi selama lima bulan berturut-turut dan indeks manufaktur turun. Namun pendapatan PLN meningkat 12,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Pertumbuhan lebih dari pertumbuhan ekonomi,” kata Abram dalam keterangan resminya, Sabtu (2/11/2024).

Berdasarkan laporan keuangan triwulan III 2024, PLN melaporkan pendapatan operasional sebesar Rp402,56 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp358,07 triliun.

Abra meyakini peningkatan pendapatan ini terutama disebabkan oleh penjualan listrik.

“Hal ini mencerminkan keberhasilan PLN dalam mempertahankan kontribusi signifikan terhadap pasokan listrik Indonesia,” ujarnya.

Secara rinci, Abra menjelaskan penjualan listrik menyumbang Rp261,58 triliun atau meningkat 6,91% dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai Rp244,66 triliun.

Faktanya, tarif listrik tidak mengalami kenaikan selama periode ini, katanya.

Kinerja PLN yang mengesankan pada kuartal ini melanjutkan perolehan pendapatan positifnya selama tiga tahun terakhir, menyusul perubahan besar dalam proses bisnis, organisasi, sumber daya manusia, dan layanan pelanggan secara keseluruhan.

Sekitar FY2023, total pendapatan usaha perseroan meningkat menjadi Rp 487,38 triliun atau setara Rp 46,25 triliun pada tahun 2022. Pada periode tersebut, PLN juga berhasil mengurangi utang jangka panjang dan jangka pendek sebesar Rp 12,77 triliun.

“Pada akhir tahun 2024, jika PLN mampu mengoptimalkan strategi manajemen biaya dan pendapatan yang efektif, maka pertumbuhan pendapatan bisa semakin meningkat. Selain itu, optimalisasi penjualan listrik dari pembangkit itu sendiri,” ujarnya.

Abra menjelaskan, selain laba, PLN juga memiliki struktur aset yang kuat, dengan total aset mencapai Rp1.699,06 triliun, hal ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menjaga dan memperkuat aset-aset strategis guna mendukung pelayanan ketenagalistrikan nasional.

Likuiditas perseroan juga baik, dengan aset lancar Rp 152,17 triliun dan kas setara kas Rp 28,07 triliun. 

“Hal ini menunjukkan PLN memiliki fleksibilitas finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional serta mendukung inisiatif strategis jangka pendek,” pungkas Abram.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA