Business.com, Jakarta – Lingkungan bisnis di sektor penerbangan Indonesia saat ini dianggap tidak sehat, mulai dari klaim praktik monopoli hingga harga tiket pesawat yang mahal.

Denon Prabiratmadja, presiden Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (INACA), mengatakan praktik monopoli industri penerbangan telah menciptakan lingkungan bisnis penerbangan yang tidak sehat. Hal ini mengakibatkan pengendalian harga oleh satu pihak dan menghambat persaingan usaha yang sehat. 

Denon mengatakan, banyak contoh monopoli yang terjadi saat ini, antara lain monopoli pemasok avtur di bandara, pengelolaan bandara yang dilakukan pemerintah melalui BUMN dan BLU, serta UPBU Kementerian Perhubungan. Selain itu, ia juga menyebut maskapai penerbangan atau kelompok maskapai tertentu mempunyai monopoli lalu lintas udara.

Dalam keterangan resmi, Rabu (16 Juli 2024), Denon mengatakan monopoli tersebut harus dikurangi atau dihilangkan untuk menciptakan lingkungan usaha dan persaingan usaha yang sehat.

Salah satu contoh untuk mengurangi monotonnya operasional penerbangan adalah dengan mengelola slot penerbangan dengan lebih baik, jelas Denon. Menurutnya, pengelolaan slot harus didasarkan pada prinsip keadilan terhadap maskapai dan kekuatan pasar.

Jarak slot time antar maskapai harus diperhatikan untuk menghindari persaingan tidak sehat. Manajer slot juga akan menegakkan aturan secara ketat untuk memastikan maskapai penerbangan mematuhinya.

Slot penerbangan yang tidak terpakai dalam jangka waktu yang ditentukan agar segera ditarik dan diisi oleh maskapai lain, lanjut Denon.

Namun INACA meminta pemerintah juga fokus pada rute perawan atau maskapai yang belum terbang.

Denon mengatakan pemerintah harus terus mengevaluasi pasar penerbangan di kawasan dan memberikan keamanan kepada maskapai yang terbang pertama kali dalam jangka waktu tertentu. 

Penerbangan tambahan oleh maskapai lain hanya dapat dilaksanakan jika pasarnya kuat dan maskapai pertama untung.

“Dengan cara ini terjadi persaingan bisnis yang sehat dan penumpang mendapatkan pelayanan yang lebih baik,” kata Denon.

Sementara itu, INACA juga menyambut baik pembentukan Satgas Pengawasan Harga Tiket Angkutan Udara Nasional seperti yang diumumkan Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandzaitan.

Ia mengatakan, agar komite ini bisa berjalan efektif, pemerintah harus fokus pada siapa anggotanya, mandatnya, program kerjanya, dan pelaksanaan programnya.

Permasalahan penerbangan nasional sangatlah kompleks dan melibatkan banyak kementerian dan lembaga yang berbeda. Oleh karena itu, baik secara legal maupun operasional, panitia harus sangat kuat dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan penerbangan untuk memastikan kinerjanya baik dan relevan, kata Denon.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.