Bisnis.com, JAKARTA — Angka impor Suzuki Indonesia sebenarnya meningkat karena penurunan produksi di tengah lesunya penjualan domestik dan melemahnya nilai tukar antara dolar AS dan rupiah.
Berdasarkan data Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, produksi mobil Suzuki mencapai 18.630 unit pada Januari-Maret 2024, turun 44,9 persen dari 33.815 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara impor Suzuki tercatat sebanyak 3.601 unit kendaraan pada Januari-Maret 2024, naik 41,9% dari 2.538 unit year-on-year (YoY). Beberapa model yang diimpor Suzuki adalah Ignis 73; mobil S-Presso 356; 1.869 Baleno dan 380 Grand Vitara.
Jadi 44 unit merupakan model Jimny 3 pintu dan 699 unit merupakan model Jimny 5 pintu.
CEO Suzuki Indomobil Motor (SIM) Shodiq Wicaksono mengatakan pihaknya terus memenuhi permintaan pasar dengan model produksi lokal seperti Carry, Ertiga, XL7, APV.
Selain itu, unit produksi lokal masih mendominasi penjualan mobil Suzuki Indonesia dengan sekitar 84% dari total penjualan grosir sebanyak 17.801 unit pada Januari hingga Maret 2024, ujarnya.
Dari sini kita bisa menyimpulkan minat konsumen terhadap model lokal semakin tinggi, artinya Suzuki Indonesia tetap fokus pada produksi lokal, ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/4/2024).
Di sisi lain, penjualan grosir Suzuki mencapai 17.801 unit pada Januari hingga Maret 2024, turun 20,7% dari 22.436 unit. Pada saat yang sama, Penjualan ritel mencapai 18.813 unit dari 22.639 unit pada Januari-Maret 2024, turun 16,9%.
Selain itu, ekspor Suzuki mencapai 5.392 unit pada Januari hingga Maret 2024, turun 56,8% year-on-year dari 12.477 unit. Pada waktu itu, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) juga mengekspor ke banyak negara Timur Tengah.
“Kami masih memantau perkembangan nilai tukar rupee dan konflik Iran-Israel sebelum mengambil keputusan lebih lanjut,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.