Bisnis.com, JAKARTA – PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku menggunakan model produksi lokal. Meskipun impor Fully Built (CBU) sangat populer.

Honda mengimpor 2.644 kendaraan pada Januari-Maret 2024, naik 376,4% dari 555 kendaraan pada periode yang sama tahun lalu, menurut Gaikindo, Gabungan Industri Mobil Indonesia.

Impor Honda antara lain 30 City, 480 Civic, 29 Civic Type R, 209 Accord Hybrid, 456 CR-V Turbo, dan 1.440 CR-V Hybrid.

Yusak Billi, pakar penjualan, pemasaran dan purnajual di HPM, mengatakan impor tampaknya meningkat seiring peralihan CR-V dari Complete Knockdown (CKD) ke CBU sebagai program pemasaran utamanya.

“Tapi dari segi jumlahnya, jumlahnya tidak terlalu besar. “Hanya 300-500 unit sebulan,” kata Billy kepada Bisnis (23/4/2024).

Produksi Honda turun pada kuartal I 2024 karena banyaknya impor. Dari angka tersebut Honda memproduksi 24.519 kendaraan pada periode Januari-Maret 2024, turun 45,6% dari 45.057 kendaraan pada periode yang sama tahun lalu.

Billy mengatakan, produksi Honda sangat bergantung pada kondisi pasar dan kebutuhan konsumen Indonesia.

Penjualan grosir Honda berjumlah 28.066 unit pada periode Januari-Maret 2024, turun 40,3% dari 47.027 unit pada periode yang sama tahun lalu. Sementara penjualan eceran sebanyak 29.744 unit pada periode Januari-Maret 2024, turun 21,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 37.701 unit.

Di satu sisi, produsen mobil menghadapi depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS. Hal ini akan mempengaruhi harga mobil dalam negeri dan impor.

Dalam produksi Melemahnya nilai tukar rupee berdampak pada kenaikan biaya produksi. Sementara itu Impor juga erat kaitannya dengan nilai tukar.

“Kami sedang memantau dampak situasi ini untuk menentukan strategi yang tepat guna menjaga nilai terbaik bagi pelanggan,” jelasnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA.