Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan aliran modal ke negara berkembang meningkat pada tahun 2018 dan kembali ke level sebelum Covid-19.

Total aliran modal ke negara-negara berkembang di luar Tiongkok pada tahun 2023 akan mencapai $110 miliar, atau 0,6 persen dari output ekonomi mereka, tertinggi sejak 2018, menurut laporan Reuters pada Sabtu, 13/7/2024.

Laporan Sektor Eksternal Dana Moneter Internasional mencatat bahwa aliran investasi asing langsung (FDI) ke pasar negara berkembang lebih stabil, sementara aliran portofolio bersih, yang lebih fluktuatif, menurun. 

“Hal ini sebagian disebabkan oleh fundamental yang lebih kuat,” kata IMF.

Di sisi lain, laporan IMF mencatat Tiongkok mengalami arus keluar modal bersih, termasuk investasi asing langsung, pada tahun 2022-2023.

“Beberapa di antaranya mungkin mencerminkan repatriasi pendapatan dari perusahaan multinasional, namun juga mencerminkan perubahan ekspektasi terhadap pertumbuhan Tiongkok dan fragmentasi geoekonomi,” kata IMF.

Menurut IMF, aliran modal global mencapai 5,8 persen dari PDB global pada tahun 2017-2019, sementara pada tahun 2022-2023, aliran modal global menurun menjadi 4,4 persen dari produk domestik bruto global, atau $4,2 triliun. dolar atau 4,5 triliun dolar AS.

Menurut IMF, kondisi ini sebagian mencerminkan penghematan aliran modal, dimana investor asing membeli lebih sedikit aset dalam negeri dan penduduk membeli lebih sedikit aset di luar negeri.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS), yang mendapat manfaat dari perubahan tersebut, menyumbang 41 persen pendapatan global pada tahun 2022-2023, hampir dua kali lipat dari 23 persen pada tahun 2017-2019.

Selama periode ini, porsi Amerika Serikat terhadap PDB dunia meningkat dari 14 persen menjadi 21 persen, menurut IMF.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA