Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menteri) Sri Mulyani Indrawati mengaku belum bisa berkomentar banyak dalam pembahasan pinjaman khusus atau student loan. Pilihan itu diambil saat berdiskusi mengenai mahalnya biaya satu biaya pendidikan (UKT) bagi siswa di Sekolah Tinggi Negeri (PTN).
Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut antara Menterinya dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Hal itu disampaikannya usai mengikuti sidang pembukaan Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Pemerintah Pusat Tahun 2024 di Istana, Rabu (22/5/2024).
“Saya tidak menerima dokumen dan aplikasi [pinjaman pelajar]. Jadi saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, pungkas Sri Mulyani
Menurut cerita Bisnis, pemerintah sedang berupaya membahas pinjaman khusus mahasiswa atau kebijakan mahasiswa dengan Dewan Direksi (dewas) Departemen Keuangan (LPDP).
Perbincangan ini muncul dari banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman yang berarti membiayai kuliahnya. Tentu saja ada permasalahan yang timbul dari kebijakan ini.
Misalnya, sebagai negara berkembang Amerika Serikat (AS) yang telah menggunakan produk pinjaman pendidikan tersebut telah menimbulkan permasalahan jangka panjang.
Faktanya, menurut National Student Clearinghouse Research Center, terdapat 40,41 juta pelajar yang gagal membayar pinjaman, yang berarti mereka putus sekolah dan tidak lulus.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel