Bisnis.com, JAKARTA – Daerah Ibu Kota Indonesia (IKN) diharapkan berhasil menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia dalam 100 tahun ke depan. 

Pakar Perencanaan Perkotaan dan Permukiman Institut Teknologi Bandung (ITB), Jehansia Siregar menjelaskan, tujuan pemerintah membangun pusat ekonomi baru masih jauh. Dimana pada tahap pertama, pemerintah harus memperkaya ekosistem di IKN terlebih dahulu agar lebih subur.

“Sekarang kekuatan pengembang harus terus ditingkatkan.” “Ini akan terus menjadi bahan bakar pembangunan di sana, perkiraan saya 100 tahun ke depan akan terbentuk episentrum baru,” kata Jehansia saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Rabu (14/08/2024).

Jehansiah mengatakan, hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan pengembangan IKN. Saat ini pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dilaporkan mencapai 7%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa juga menjelaskan, dalam fase pembangunan, IKN telah memberikan kontribusi positif dalam mendorong pertumbuhan di Kaltim.

“Perkembangan IKN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia tengah sejauh ini mengalami kemajuan,” jelasnya pada Musrenbangnas Nasional 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (06/05/2024).  

Saat ini, pembangunan mega proyek IKN dikabarkan telah menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 80 triliun dalam dua tahun pembangunannya. 

Ketua Pokja Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis H. Sumadilaga mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk mengerjakan 104 paket yang dikontrak.

Oh, [realisasi anggaran IKN] masih Rp 80 triliun, jelasnya saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Jumat (7/7/2024).

Rinciannya, penyerapan APBN senilai Rp 80 triliun dibagi dalam tiga paket pelaksanaan fisik yang dikontrak. Dimana 1 paket fisik dengan total 40 proyek memakan anggaran Rp 25 triliun, progres fisik pada bulan Juni mencapai 84,94%.

Kemudian seri 2 sebanyak 31 paket senilai Rp 27,63 triliun perkembangannya mencapai 38,03%, dan seri 3 sebanyak 33 paket senilai Rp 26,53 triliun perkembangannya mencapai 7,02%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan VA Channel