Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan ibu kota baru IKN Nusantara diharapkan menjadi peluang peningkatan premi bagi perusahaan asuransi dan reasuransi dalam negeri.

Beberapa produk asuransi dan reasuransi yang tersedia untuk proyek IKN antara lain jaminan proyek (obligasi), asuransi rekayasa, asuransi muatan laut, asuransi properti, dan asuransi kecelakaan diri.

Pengamat asuransi Wahyudin Rahman mengungkapkan, tidak terlihat adanya kenaikan premi pembangunan IKN pada tahun 2024.

“Sejauh ini belum ada kenaikan premi penjaminan karena proyek IKN masih berjalan dan akan ditanggung pada tahun 2023, khusus untuk penjaminan proyek (titipan) dan asuransi teknis,” kata Wahyudin dalam Bisnis, Rabu (18/7/2024). . .

Wahyudin menjelaskan, saat ini tarif premi masih bergantung pada mekanisme pasar, namun tidak ada kenaikan premi karena klaim masih bisa dikendalikan.

Ia menilai luasnya kapasitas asuransi IKN bergantung pada tarif reasuransi.

Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan premi asuransi umum penjaminan proyek pada triwulan I 2024 turun 3,8 persen menjadi Rp554 miliar dibandingkan Rp576 miliar pada triwulan I 2023.

Sementara premi asuransi sektor metalurgi meningkat 15,4 persen dari Rp993 miliar menjadi Rp1,14 triliun. Premi asuransi transportasi meningkat 18,6 persen menjadi Rp1,76 triliun dari Rp1,48 triliun.

Penyebabnya belum bisa dipastikan, bisa jadi penurunan non IKN atau sektor cakupan penjaminan seperti penjaminan infrastruktur dan penjaminan daerah, ujarnya.

Sementara AAUI mencatat premi pengangkutan reasuransi pada triwulan I 2024 meningkat 44,6 persen dari Rp555 miliar menjadi Rp803 miliar. Premi engineering juga meningkat sebesar 9,9% menjadi Rp 268 miliar, dan premi penjaminan proyek meningkat sebesar 20,5% menjadi Rp 8 miliar.

Pembangunan IKN kini telah menyelesaikan perintisan tahap keenam. Wahyudin mengatakan, proses pengembangan masih berjalan sehingga belum ada yang menyerap premi dari sektor asuransi properti.

“IKN tentunya belum memiliki asuransi properti karena pembangunan dan pemasangannya belum selesai (belum dalam masa proyek),” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur dan Direktur PT Asuransi Asei Indonesia Achmad Sudiyar Dalimunthe meyakini proyek pengembangan IKN akan membawa pertumbuhan bisnis di bidang asuransi teknik.

Menurut dia, nilai investasi pada IKN menunjukkan jika terjadi kerusakan atau kegagalan, terdapat potensi risiko yang cukup tinggi yang dapat diserap oleh perusahaan asuransi. Hingga Juni 2024, investasi senilai Rp51,35 triliun akan diparkir di ibu kota baru.

“Dari teknis asuransi akan ada kenaikan premi. Di sisi lain, pihak asuransi harus melakukan manajemen risiko yang memadai untuk mengendalikan risiko mengingat lokasi proyek IKN baru,” kata pria yang akrab disapa Dody itu.

Temukan lebih banyak berita dan artikel di Google Berita dan WA Channel