Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik menjadi 7.697,28 pada penutupan sesi pertama hari ini, Kamis (5/9/2024). Seiring dengan kuatnya indeks, BBRI, BREN, dan AMMN terpantau menjadi yang paling banyak terjual siang ini.

Data RTI Business menunjukkan IHSG menguat 0,32% atau 24,38 poin hingga diperdagangkan pada 7.697,28 pada perdagangan sesi I. Kisaran pergerakan IHSG antara 7.650 dan 7.722.

Total nilai perdagangan saham tersebut mencapai $9,387 miliar dengan nilai perdagangan Rp5,02 triliun dan telah dilakukan sebanyak 720.773 kali. 321 saham menguat, 241 saham melemah, dan 224 saham dihentikan. Kapitalisasi pasar bursa tercatat sebesar Rp 13,215 triliun.

Emiten besar terlaris sore ini dipimpin oleh BBRI dengan nilai transaksi Rp 488,4 miliar. Sementara saham BBRI dilaporkan menguat 0,98% ke Rp 5.150 per saham. Best seller kedua dipegang oleh saham BREN dengan nilai transaksi Rp 370,9 miliar. Saham Prajogo Pangestu terpantau turun 3,11% ke Rp 10.900 per saham.

Di posisi selanjutnya ada saham AMMN yang mencatatkan nilai transaksi Rp 212,4 miliar. Sedangkan saham kemitraan Salim-Panigoro dilaporkan datar di Rp 10.700 per saham.

Sementara saham ADRO milik Garibaldi Thohir turun 1,40% ke Rp 3.510 per saham, sedangkan saham Grup Astra (ASII) menguat 0,99% ke Rp 5.100 per saham.

Pada peringkat top Losers, NETV memimpin dengan penurunan 9,76% ke Rp 111 per saham, sedangkan saham-saham yang naik tajam hingga masuk daftar top gainers antara lain HOMI yang naik 25,00% menjadi Rp.

IHSG sebelumnya memperkirakan aktivitas terbatas pada September ini. Analis menilai salah satu pemicunya akan datang dari harapan penurunan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memperkirakan IHSG akan bergerak terbatas pada September dengan rentang aktivitas 7.558-7.786.

Pergerakan IHSG bulan September terbatas pada sisi positifnya dengan kisaran 7.558-7.786, ​​kata Nafan awal pekan ini.

Ia melanjutkan, pasar akan mencermati banyak mekanisme, seperti terpilihnya presiden AS, dengan Donald Trump yang fokus pada pemotongan pajak dan proteksionisme perdagangan. Sementara itu, lawannya, Kamala Harris, diperkirakan akan membawa lebih sedikit ketidakpastian terhadap perekonomian global dibandingkan Trump.

Tn. Nafan juga mengatakan bahwa penurunan suku bunga The Fed pada bulan September kini masih menjadi pilihan bagi The Fed, yang akan bergantung pada laporan ketenagakerjaan AS bulan Agustus yang akan dirilis pada bulan September ini.

Selain itu, lanjut Nafan, beberapa bank sentral juga akan menerapkan penurunan suku bunga pada semester II/2024, saat tingkat inflasi mengalami penurunan. Nafan memperkirakan Bank Sentral Eropa dan Bank of England juga akan memangkas suku bunga pada September ini.

Dari dalam negeri, Nafan melihat inflasi Indonesia masih terkendali dan intervensi Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah akan dilakukan. Seperti diketahui, BI mempertahankan suku bunga pada RDG Agustus, dan kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupee dari dampak risiko global.

“Kami melihat kemungkinan penurunan suku bunga BI paling cepat pada Q4 2024, dengan asumsi The Fed melakukan tapering pada bulan September dan rupee lebih stabil,” ujarnya.

Selain itu, Nafan mengatakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh data perekonomian mulai dari data PMI hingga non-farm payrolls AS.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel