Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada awal pekan ini, Senin (11/11/2024). Banyak sektor dari ADRO hingga KLBF yang menjadi rekomendasi perdagangan hari ini.
Fanny Suherman, Kepala Riset Pasar BNI Securitas, mengatakan kenaikan IHSG akan terjadi karena nilai tukar valuta asing masih kuat pada bank-bank dengan kapitalisasi pasar besar.
“Pasar menunggu data inflasi AS akhir pekan ini,” kata Fanny dalam riset harian, Senin (11/11/2024).
Sebelum Kamis (11/8/2024), IHSG ditutup melemah 0,6% namun masih mencatatkan penjualan asing sebesar Rp 2,21 triliun. Hal ini merupakan dampak dari keterlibatan asing setelah Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Menurut Fani, BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, dan ADRO paling banyak dibeli asing pada pekan lalu.
Sementara itu, BNI Sekuritas memperkirakan support IHSG hari ini berada pada level 7.200-7.250, sedangkan resistance IHSG berada pada level 7.320-7.380.
Banyak saham yang direkomendasikan BNI Securitas sebagai KLBF dengan rekomendasi beli. BNI Sekuritas menyarankan investor untuk membeli di harga Rp 1.540 dan melakukan cut loss di bawah Rp 1.525. Jika tidak bertahan di bawah Rp 1.540, maka dalam jangka pendek akan naik menjadi Rp 1.570.
Pertimbangan beli ICBP seharga Rp 121,00, cut loss jika di bawah Rp 12.000. Jika tidak turun di bawah Rp 12.000, potensinya naik ke Rp 12.200-Rp 12.300 dalam jangka pendek.
Beli saham ADRO di harga Rp 3.790 saat melemah, cut loss jika turun di bawah Rp 3.740. Jika bertahan di bawah Rp3.740, dalam jangka pendek bisa naik ke Rp3.880-Rp3.930.
BNI Sekuritas juga merekomendasikan beli kelemahan CPIN di level Rp 4.860 untuk melakukan cut loss jika turun di bawah Rp 4.800. Jika tidak bertahan di bawah Rp 4.800, maka dalam jangka pendek akan naik menjadi Rp 4.900.
Lalu, beli saham AMRT saat melemah di Rp 3.070-Rp 3.110, cut loss jika turun di bawah Rp 3.020. Jika tidak turun di bawah Rp 3.020, posisinya akan naik ke Rp 3.160-Rp.
Harga akhir memimpin dengan niat beli di level Rp 137-Rp 138, cut loss jika turun di bawah Rp 134. Jika tidak bertahan di bawah Rp 134, maka akan naik ke level 142- Rp dalam jangka pendek.
—–
Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Penilaian nilai ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat Google News dan berita serta artikel di saluran WA