Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada sesi I perdagangan Senin (24/6/2024), seiring menguatnya saham-saham terbesar di Bursa Efek Indonesia yakni BBCA dan BREN.

IHSG terpantau menguat 0,25% atau 17,08 poin ke 6.897,06 pada sesi I. Sepanjang sesi I, IHSG bergerak pada kisaran 6.870-6.914.

Pada perdagangan hari ini, 305 saham menguat, 244 saham melemah, dan 221 saham stagnan. Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 11,796 triliun.

Dari deretan saham berkapitalisasi besar, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik Prajogo Pangestu naik 3,20% ke Rp 9.375 setelah keluar dari Badan Pemantau Lelang Full Call Khusus (FCA).

Selanjutnya saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,04% ke Rp 9.700. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 0,34% menjadi Rp 2,90.

Di sisi lain, saham BBRI justru terkoreksi 0,23% ke Rp 4.430 per saham. Disusul AMMN turun 1,59%, BMRI 1,22%, TPIA 029%.

Sedangkan saham-saham top gainer dipimpin oleh MHKI yang menguat 25,89%, PAMG 21,54%, SMLE 20,75%, DIVA 18,75%, dan LABA 18,68%.

Pakar Keuangan Magic Securities Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG hari ini Senin (24/6/2024) diprediksi bergerak mixed pada kisaran 6.800-6.920.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, dari dalam negeri, pada pekan lalu IHSG menguat +2,16%. Rebound IHSG terjadi setelah 4 pekan berturut-turut terkoreksi mingguan. Kenaikan tersebut seiring dengan masuknya dana investor asing sebesar Rp333 miliar di seluruh pasar dalam satu pekan.

“Sektor infrastruktur memimpin penguatan sebesar +5.27%, dipengaruhi oleh keluarnya saham BREN dari daftar Full Call Auction [FCA]. Kemudian, sektor keuangan menguat +2.71%, terutama ditopang oleh saham-saham Big Banks,” Ratih mengatakan dalam penelitian harian.

Sementara dari luar negeri, penjualan ritel Inggris pada Mei 2024 naik 1.3% yoy, lebih baik dibandingkan revisi bulan lalu sebesar 2.3%. Penjualan segmen non-makanan menunjang penjualan ritel.

Data perekonomian yang relatif kuat memaksa Bank Sentral (BoE) menunda penurunan suku bunga hingga Juni 2024 meski inflasi mencapai target 2%.

________

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel