Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat pada perdagangan 29 April hingga 3 Mei 2024 seiring dengan peningkatan transaksi saham.

Sekretaris Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, sejak Mei 2024, sebagian besar data perdagangan saham di BEI pekan ini periode 29 April hingga 3 Mei 2024 ditutup di zona positif.

Peningkatan terbesar sepanjang sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham yakni 9,78% menjadi Rp 14,95 triliun dari akhir pekan lalu Rp 13,62 triliun. Peningkatan pada minggu ini juga terjadi pada kapitalisasi pasar yaitu 2,20% menjadi Rp 12,012 triliun dari minggu sebelumnya Rp 11,754 triliun.

“IHSG minggu ini naik 1,40% menjadi 7134,72 dari 7036,07 pada akhir minggu lalu,” jelasnya dalam siaran pers, Sabtu (5/4/2024).

Rata-rata frekuensi transaksi dalam sepekan meningkat 0,43% menjadi 1,07 juta transaksi dari 1,06 juta transaksi pada minggu lalu. Sementara itu, rata-rata volume harian yang diperdagangkan selama sepekan berubah 3,27% menjadi 18,59 miliar lembar saham dari 19,22 miliar lembar saham sejak pekan lalu.

Pergerakan investor asing pada Jumat (5/3/2024) mencatatkan nilai jual bersih Rp 859,52 miliar. Sepanjang tahun 2024, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 4,49 triliun. Fenomena penjualan di bulan Mei

Ada ungkapan di pasar saham tentang fenomena jual di bulan Mei dan hengkang. Namun fenomena ini tidak terjadi setiap tahun.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research and Distribution Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, secara historis, IHSG menunjukkan tren May Sell and Go tidak selalu berlaku. Selama 20 tahun terakhir, IHSG lebih sering menguat di bulan Mei dengan 11 kenaikan dan 9 penurunan.

Namun dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan pelemahan IHSG selama bulan Mei mulai terlihat. Jadi, meski IHSG sudah melemah sejak awal tahun, namun belum bisa dipastikan apakah tren tersebut akan berlanjut di bulan Mei. Kata Reza bisnis. dikutip Kamis, (2/5/2024).

Menurut dia, beberapa sentimen yang perlu diperhatikan di pasar saham adalah pertumbuhan ekonomi global, kebijakan moneter, dan perdagangan internasional. Pasalnya, IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada FOMC 1 Mei 2024.

Investor juga harus mencermati kondisi perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kebijakan pemerintah. Selain itu, perhatikan juga kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti laba rugi, pertumbuhan pendapatan, dan perkiraan ke depan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel