Bisnis.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di pasar modal Indonesia mencapai Rp 12,25 triliun. Namun kinerjanya sejauh ini masih kurang optimal, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren yang kuat.

Pada akhir perdagangan Kamis (15/08/2024), IHSG melemah 0,36% di 7.409,5 sebelum menguat 1,08% atau 79,40 poin ke 7.436 pada Rabu (14/08/03), yang merupakan pencapaian tertinggi sepanjang masa rekor 7.433,31 dicapai Maret lalu.

Meski IHSG mencatatkan rekor, namun RNTH pasar saham hari ini hanya menembus Rp 11,8 triliun, masih di bawah target BEI. Sukarno Alatas, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan sikap wait and see pelaku pasar menjadi salah satu faktor penyebab RNTH kurang optimal. “Banyak pelaku pasar yang masih belum sepenuhnya percaya dengan prospek kinerja indeks dalam jangka pendek,” kata Bisnis, Kamis (15/08/2024).

Menurut Sukarno, meski ada tren penguatan IHSG, namun belum cukup mendorong peningkatan nilai transaksi harian. Namun, dia memperkirakan sentimen eksternal positif, seperti kemungkinan The Fed memangkas suku bunga pada September 2024, yang dapat meningkatkan kinerja indeks dan nilai pasar perdagangan.

Sukarno juga menekankan perlunya bursa melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai transaksi sehari-hari, seperti meningkatkan edukasi investor, memperkuat infrastruktur pasar melalui peningkatan teknologi, perbaikan regulasi, serta mendorong insentif dan promosi pasar modal lainnya.

Tegu Hidayat, Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama, menilai rendahnya kualitas saham di pasar juga menjadi penyebab harga transaksi harian tidak optimal. “Bagaimana masyarakat bisa terdorong untuk berdagang atau membeli saham padahal saham tersebut tidak layak untuk investasi,” ujarnya.

Teguh juga mengkritisi kebijakan Panitia Pemantau Khusus (PPK) dengan skema Lelang Penuh (FCA) yang dinilainya merugikan investor. “Kebijakan ini mungkin bertujuan baik, namun kenyataannya berdampak buruk bagi masyarakat. Banyak investor yang mengalami kerugian besar,” ujarnya.

Iman Rachman, Ketua BEI, mengakui RNTH memang bergejolak di pasar modal. Per 9 Agustus 2024, IHSG melemah 0,22% year-to-date (YTD). Iman menuturkan, kinerja pasar modal tahun ini dipengaruhi oleh berbagai permasalahan, baik domestik maupun global, antara lain melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS, ketatnya kebijakan suku bunga acuan, serta wait-and-in investor. -melihat. Lihatlah sikap soal struktur kabinet.

Iman juga mengatakan kondisi geopolitik global dan pemilihan presiden AS juga mempengaruhi sentimen pasar. Meski demikian, dia tetap optimis kebijakan BEI yang sesuai dengan masterplan akan berdampak positif terhadap likuiditas pasar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel