Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik menjadi 7.139,62 pada Senin (1/7/2024). Saham-saham berkapitalisasi jumbo seperti AMMN, ASII dan BREN mengalami kenaikan.
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 1,08% atau 76 poin dan berakhir pada 7.139,62. Hari ini IHSG dibuka pada 7.063,17 dan ditutup pada level tertingginya.
Naik 321 saham, turun 233 saham, berubah 241 saham. Selain itu, kapitalisasi pasar atau market kapitalisasinya sebesar Rp 12.284,39 triliun.
Saham PT Oman Mineral International Tbk terpantau berasal dari saham-saham dengan kapitalisasi pasar Jumbo. (AMMN) memimpin dengan kenaikan 4,77% ke Rp 11.525.
Posisi tersebut disusul oleh saham PT Astra International Tbk. (ASII) menguat 3,59% ke Rp 4.620. Adapun saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menguat 3,47% ke Rp 10.425 per saham.
Di sisi lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terkoreksi 1,99% menjadi Rp 2.960. Menyusul penurunan tersebut adalah saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 1,36% ke Rp 9.100 per saham.
Top gainer hari ini adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) naik 23,26% menjadi Rp106. Posisi tersebut menyusul saham PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) naik 14,81% menjadi Rp 372.
Selain itu, kerugian terbesar atau kerugian terbesar adalah PT Ladangbaja Murni Tbk. (Laba) turun 13,50% menjadi Rp 173. Selain itu, saham PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk. (BDKR) turun 10,37% menjadi Rp 605 per saham.
Ratih Mustikoninsih, Analis Keuangan Ajaib Sekuritas, sebelumnya mengatakan pergerakan IHSG dilatarbelakangi oleh berbagai emosi. Pasar domestik menguat minggu lalu karena kenaikan GCI didukung oleh saham-saham sektor perbankan.
Ia mengatakan stimulus pemulihan kredit Covid-19 yang dapat diperpanjang hingga tahun 2025 menjadi katalis positif bagi sektor perbankan. Hal ini membantu menjaga profitabilitas dan mengurangi risiko penurunan kualitas aset.
Selanjutnya, masuknya investor asing di seluruh pasar selama sepekan tercatat sebesar Rp 499,99 miliar sehingga turut mendorong kenaikan indeks IHSG, ujarnya dalam risetnya.
Namun, PMI Manufaktur Nasional Global S&P tercatat sebesar 50,7 pada Juni 2024, turun dari 52,1 pada bulan sebelumnya. Meski masih berada di wilayah ekspansi selama 34 bulan berturut-turut, namun level tersebut merupakan yang terendah sejak Mei 2023.
Pelaku pasar akan fokus pada data indeks konsumen luar negeri dan ketidakpastian seputar kondisi politik pasca debat presiden AS antara Joe Biden dan Donald Trump pada akhir pekan.
Indeks konsumen AS, sentimen konsumen Michigan, mencapai 68,2 pada Juni 2024, turun dari 69,1 pada Mei 2024. Menurunnya daya beli dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian mengindikasikan adanya perlambatan inflasi.
Di Tiongkok, Biro Pusat Statistik Tiongkok melaporkan indeks PMI manufaktur berada di angka 49,5 pada Juni 2024, sama dengan bulan lalu. Penurunan aktivitas manufaktur akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2024.
“Dengan sentimen yang beragam, pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan fokus terhadap perkembangan di dalam dan luar negeri untuk mengidentifikasi langkah investasi yang tepat,” kata Rati.
—————————————————
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA