Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2024). Di sisi lain, posisi saham konglomerat seperti BREN, ASII, dan AMMN justru melemah.

IHSG hari ini menguat 0,26% atau 18,82 poin menjadi 7.269,8 mengutip data RTI Business. Sementara itu, IHSG pada sesi tersebut bergerak antara 7.239 dan 7.302.

Pada perdagangan hari ini, terpantau 295 saham mengalami kenaikan harga, 255 saham melemah, dan 240 saham berpindah posisi. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 12,451 triliun.

Seiring menguatnya IHSG, jajaran saham konglomerat besar pun melemah. Misalnya saja Prajogo Pangestu yang dimiliki oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turun 2,21% ke Rp 9.950 per saham. Kemudian PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 1,34% ke Rp 9.200 per saham.

Selain itu, saham PT Astra International Tbk. (ASII) melemah 1,72% ke Rp 4.560 per saham, disusul saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. Grup Panigoro-Salim ( AMMN ) terkoreksi 0,68% menjadi Rp 11.025 per saham.

Saham yang paling banyak diperdagangkan masih dipegang BBRI dengan nilai Rp 1,4 triliun, disusul bank jumbo seperti BBCA dan BMRI dengan nilai Rp 624,8 miliar dan Rp 534,1 miliar.

Berurutan, saham BBRI menguat 2,53% ke Rp 4.870 per saham, disusul BBCA 0,25% ke Rp 10.075 per saham, dan BMRI 2,41% ke Rp 6.375 per saham.

Selain itu, saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk termasuk yang memperoleh keuntungan terbesar. (GUNA) yang baru IPO hari ini menunjukkan penolakan otomatis (ARA) tertinggi sebesar 34,67% ke Rp 202 per saham. Di sisi lain, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) melemah 6,77% ke Rp 1.515 per saham dan menjadi pecundang terbesar.

Analis keuangan Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoninsih mengatakan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG terkoreksi di dalam negeri setelah bursa saham Asia seperti Hang Seng dan Nikkei 225 bergerak setelah 3 kali berturut-turut menguat. hari.

Di luar negeri, S&P 500 dan NASDAQ mencapai rekor tertinggi pada perdagangan awal minggu setelah masing-masing naik +0.1% dan +0.3%. Pertumbuhan indeks ditopang oleh sektor teknologi khususnya produsen chip, sektor energi, dan sektor telekomunikasi.

“Dari Asia, momentum sektor real estat Tiongkok belum membaik secara signifikan, karena sektor real estat menyumbang 20% ​​pendapatan anggaran Tiongkok, 24% PDB, dan 25% permintaan pinjaman bank,” ujarnya. Ratih. dalam studi.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA