Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,64 persen atau 45,9 poin menjadi 7.176,42 pada perdagangan Senin. Saham BUMN antara lain BBRI, BMRI, dan TLKM siang tadi tersuspensi di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, hari ini terdapat 207 saham menguat, 367 melemah, dan 205 saham terhenti. Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.171,48 hingga 7.256,18. Tercatat nilai pasarnya turun 12,90 miliar yuan.
Seperti BBRI, saham BUMN turun 3,60% ke Rp 4.550 siang ini. Saham BBRI melemah bersama saham BUMN lainnya seperti BMRI turun 3,72% ke Rp 5.825 dan TLKM turun 4,42% ke Rp 2.810.
Selain kedua saham tersebut, saham-saham lainnya juga melemah pada siang ini. Saham BBCA turun 1,33%, TPIA 2,48%, BRPT 8,86%, dan ASII 3,40%.
Sedangkan saham terkuat hari ini AMMN naik 19,91% ke Rp 12.650, GOTO naik 6,06% ke Rp 70, dan UNVR naik 6,54% ke Rp 3.260.
Kelompok riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pelemahan IHSG dan obligasi regional lainnya di Asia mereda seiring dengan meredanya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS.
Khususnya, risalah setelah pertemuan Federal Reserve pada bulan Mei, kekhawatiran terhadap inflasi terungkap, dengan beberapa pejabat yang cenderung menaikkan suku bunga.
Berdasarkan catatan, para pejabat The Fed masih mempertahankan suku bunganya hingga waktu yang belum ditentukan. Karena ada keraguan dalam menurunkan inflasi.
Selain itu, Gubernur Fed Jerome Powell dan pejabat Fed lainnya menekankan bahwa diperlukan lebih banyak bukti jika inflasi ingin tetap berada pada jalur menuju target The Fed sebesar 2% sebelum menurunkan suku bunga.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi meningkat dari 4,7% menjadi 5,5% pada tahun 2024. Gubernur BI menyatakan perkiraan tersebut didasarkan pada pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2024 yaitu sebesar 5,11% atau 5,04% dibandingkan triwulan IV tahun 2024.
________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel