Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak dengan tren penurunan terbatas pada minggu ini, 19-21 Juni 2024. Pergerakan indeks akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen, salah satunya adalah kebijakan khusus Dewan Pengawasan Lelang Penggabungan Penuh (PPKFCA).
Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan IHSG akan menguji level support klasik di 6639 dan support gap di 6809. Menurut dia, ada sejumlah sentimen yang berpotensi membuat WCI melemah pada pekan ini.
Kebijakan Badan Pengawasan Special Full Call Auction (FCA) yang saat ini sedang dikaji Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dinilai menjadi katalis negatif bagi IHSG.
“Kebijakan FCA yang berfokus pada investor Indonesia saat ini sedang ditinjau dan akan mulai berlaku pada Juli tahun depan. “Ini dampak kritik terhadap investor Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18 Juni 2024).
Di sisi lain, dia mengatakan investor asing saat ini menarik diri dari bursa Indonesia karena melihat beberapa sentimen buruk di sana, seperti melemahnya rupiah yang kurang menarik di mata investor asing.
“Dari sisi teknikal, IHSG sedang mencoba menguji supportnya di area 6639 – 6704. Dalam jangka menengah, IHSG masih berpotensi melemah lebih lanjut, diikuti tren MACD yang bearish, kata Hendra.
Pada pekan lalu, indeks IHSG bergerak pada periode 10-14 Juni 2024 pada kisaran harga 6.713 – 6.932 yakni melemah 2,36% dan ditutup pada level 6.734.
Sektor teknologi memberikan dampak paling besar terhadap pelemahan IHSG pada pekan ini, yakni sebesar 5,32%. Selain itu, sektor energi dan bahan baku melemah masing-masing 2,44% dan 3,50%.
Disusul sektor industri dan non-siklikal yang melemah masing-masing sebesar 4,89% dan 1,58%, lalu sektor siklikal dan kesehatan juga melemah masing-masing sebesar 3,84% dan 0,65%. Sektor keuangan juga mencatatkan pelemahan sebesar 3,64%.
“Selanjutnya, sektor yang mengalami penurunan adalah sektor real estate dan infrastruktur yang melemah sebesar 2,18% dan 0,12%, kemudian sektor transportasi juga melemah sebesar 3,77% pada minggu lalu,” kata Hendra.
__________
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel