Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (13/6/2024) dipengaruhi oleh pandangan hawkish terhadap kebijakan The Fed yang menahan suku bunga acuan. Para peneliti juga memberikan rekomendasi pembangkit listrik tenaga batubara seperti ADRO-PTBA.
Pada perdagangan Rabu (12/6/2024), IHSG turun 0,08% atau 5,59 poin menjadi ditutup pada 6.850, kata Pakar Keuangan Ajaib Securitas Ratih Mustikoningsih. IHSG diperkirakan bergerak mixed pada kisaran 6.800-6.880 pada hari ini, Kamis (13/6/2024).
Sentimen yang mempengaruhi rapat IHSG hari ini antara lain dari dalam negeri, sedangkan IHSG mengalami penyesuaian -5,81% year-to-date. Penurunan ini menyusul saham-saham big caps yang terlihat di indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing menetap -11,10% dan -13,76%.
“Rp 10,81 triliun dari awal tahun menjadi salah satu penyebab aksi ambil untung investor asing,” jelasnya dalam buku riset tersebut.
Sementara itu, pelaku pasar tengah fokus pada perundingan Kementerian Keuangan (KMANKU) dan Komisi XI DPR terkait rencana APBN 2025. Rencana ini tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) tahun 2025.
Kementerian Keuangan menegaskan, APBN dapat dikelola dengan menerapkan tiga pilar pertama, peningkatan investasi, pemanfaatan dan kualitas pemanfaatan yang lebih baik, serta investasi yang cerdas dan inovatif.
Di luar negeri, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) dilaporkan sebesar 3,3% pada Mei 2024, turun dari 3,4% pada bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,4%. Inflasi ini juga merupakan yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
Dengan inflasi yang masih di atas target 2% pada pertemuan FOMC bulan Juni, The Fed mempertahankan suku bunga pada level 5,25%-5,5%.
Ratih Mustikoningsih menjelaskan, “Dengan kemungkinan hanya satu kali penurunan suku bunga pada tahun 2024 dari perkiraan awal sebesar 3, sentimen hawkish juga masih ada. Hal ini terdengar berbeda di Wall Street.” Beli Saham ADRO Securities Magic Choice: 2,790 TP: 2,870 Stop Loss: <2,650 ADRO Bullish reversal dari posisi support. Dalam hal pergerakan jangka panjang, harga masih berada di MA 100. Indikator golden cross stochastic berada dalam area overvalued yang mengindikasikan terjadinya rebound. Harga batubara ICE Newcastle naik +1.57% menjadi USD135.45. Kenaikan harga nikel sebanding dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 5% dan India sebesar 6,7% pada tahun 2024. Beli JPFA: 1,330 TP: 1,365 Stop Loss: Jangka panjang <1,300 JPFA masih tercatat bullish di atas MA 100. Indikator MACD sedikit lelah pada kumpulan bar histogram. Emiten sektor defensif menjadi pilihan ketika pasar sedang sangat fluktuatif. Pada kuartal I-2024, JPFA berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih tahunan sebesar 18% menjadi Rp 13,92 triliun. Dari bawah, JPFA sukses mengubah kerugian Rp 249,92 miliar pada kuartal I 2023 menjadi laba Rp 664,82 miliar pada kuartal I 2024. Buy PTBA: 2,430 TP: 2,500 Stop Loss: <2,380 PTBA berpeluang terjadi bullish reversal di area support, kemungkinan pola Morning Star. Sinyal histogram batang MACD telah mencapai titik terendah pada level reli. PTBA kembali membatalkan anak usahanya yakni PT Bukit Asam Metana Ombilin (PT BAMO). PT BAMO bergerak di bidang pertambangan gas metana batubara dan didirikan pada tahun 2007. Setelah penutupan tersebut, PTBA tidak mengakui kepemilikan aset atau liabilitas PT BAMO. Penghentian sementara PT BAMO merupakan upaya reformasi PTBA demi efisiensi.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel