Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (14/6/2024) melemah tipis pada pembukaan perdagangan akhir pekan di level 6.830,32, dengan saham BBRI, GOTO dan BBCA menjadi yang paling laris pagi ini. . dulu
Berdasarkan data perdagangan RTI pukul 09.00 WIB, IHSG terlihat melemah tipis di level 6.830,32 sebesar 0,02% atau 1,24 poin di awal sesi perdagangan. Pagi ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.828-6.840.
Sementara harga 107 saham menguat, harga 71 saham melemah, dan harga 236 saham stabil. Kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp 11,653 triliun.
Saham yang paling banyak diperdagangkan pagi ini adalah saham BRRI dengan nilai transaksi Rp 63,4 miliar. Saham BRRI menguat 0,23 persen ke Rp 4.300 per saham. Urutan kedua yang paling banyak diperdagangkan adalah saham GOTO dengan nilai transaksi Rp 25,3 miliar, saham GOTO tetap stabil di Rp 52 per saham. Berikutnya BBCA dengan penjualan Rp 19,9 miliar, sedangkan saham Jumbo Bank menguat 0,27 persen ke Rp 9.225.
Dari kategori emiten berkapitalisasi besar atau market cap besar, saham AMMN grup Panigoro-Salim terlihat menguat 0,63% ke level Rp 11.900 per saham. ADRO milik Keta Thohir pun menguat 0,72% atau 20 poin ke Rp 2.800 per saham.
Di sisi lain, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terlihat turun 0,70% ke Rp 2.820 per saham. Saham BRIS pun turun 0,88% ke Rp 2.260 per saham.
Sedangkan PT Campina Ice Cream Industry Tbk. (CAMP) naik 19,86% ke Rp 338 per saham, sedangkan PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV) menjadi pecundang terbesar dengan harga Rp 65, turun 4,41% per saham.
Sebelumnya, IHSG berspekulasi masih mempertimbangkan kebijakan hawkish The Fed karena pelaku pasar mendapat tekanan jual dari investor asing.
IHSG melemah 0,27% atau 18,53 poin hingga diperdagangkan pada 6.831,56 pada akhir Kamis (13/6). Sedangkan indeks secara keseluruhan tahun ini tercatat membaik sebesar 6,07 persen.
David Sumual, Kepala Ekonom BCA Group, mengatakan pelemahan IHSG tak lepas dari langkah investor asing yang belakangan ini menjual saham di Indonesia. Ini merupakan strategi mengirim uang investor ke negara lain yang valuasinya lebih menarik.
“Contohnya China yang valuasinya terlihat menarik setelah dijual tahun lalu. Pasar saham India juga mengalami peningkatan bobot MSCI, apalagi pemilunya juga sukses,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13). . /6/2024).
David juga mengomentari pandangan Morgan Stanley yang underweight terhadap pasar saham Indonesia. Menurut dia, tindakan investor asing tersebut bersifat sementara dan merupakan keputusan strategis yang bersifat sementara.
Senada, Liza Camelia Suryanata, Kepala Riset NH Korindo Securitas Indonesia, mengatakan pengunjung saat ini mencatatkan penjualan normal sehingga menyulitkan IHSG untuk meraup untung besar dalam waktu dekat. Sentimen pasar regional, yaitu data CPI AS yang lebih rendah, gagal mendukung pembalikan hasil IHSG.
“Perlu dicatat bahwa tren pasar saat ini terutama berasal dari Amerika Serikat, terutama mengenai kebijakan moneter The Fed yang masih memiliki nada hawkish yang kuat. Selain itu, pasar saham Indonesia tampaknya mulai kehilangan daya tariknya karena asing menaruh curiga terhadap pasar saham Indonesia. keuangan. keberanian,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).
Di sisi lain, IHSG semakin mendapat tekanan dari sentimen domestik seperti kebijakan FCA atau full call Auctions. Liza mengatakan pembatasan FCA diberlakukan pada saham-saham indeks mover berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (Otak).
Pasar khawatir karena masalah likuiditas di saham Ubongo. Maka tak heran, kata Liza, belakangan ini pergerakannya fluktuatif dan membuat IHSG seperti roller coaster.
“Pada saat yang sama, di sektor stabil lainnya seperti keuangan atau saham biru lainnya, tidak ada stimulus yang bisa membantu IHSG,” ujarnya.
Secara teknikal, Liza mengaku masih belum yakin IHSG akan mendapat support pada posisinya saat ini, meski ada sedikit kemungkinan pelemahan di kisaran 6.800-6.750 akibat indikator divergensi RSI.
Artinya, meski akhir-akhir ini IHSG terus melakukan perubahan baru, sepertinya laju akuisisi mulai meningkat, tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel