Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Saham Gabungan (IHSG) turun ke level 7.244,36 pada awal perdagangan Selasa (9/7/2024). Di tengah pelemahan tersebut, saham-saham berkapitalisasi besar seperti AMMN, BBNI, dan BREN masih menguat. 

Berdasarkan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,09% atau 6,6 poin menjadi 7.244,36 poin. Komposit dibuka pada 7,251 pada awal perdagangan dan menyentuh 7,262 setelah pembukaan.

Tercatat 172 saham menguat, 159 saham melemah, dan 199 saham bergerak. Market cap atau kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 12.446,88 triliun.

Di antara saham-saham dengan kapitalisasi pasar raksasa, saham PT Amman Mineral International Tbk terpantau. (AMMN) dibuka menguat 1,80% pada Rp 11.300 per saham.

Posisi tersebut disusul oleh saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang naik 0,86% diperdagangkan pada Rp 4.710. Untuk saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) naik 0,74% ke Rp 10.250 per saham.  

Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menguat 1,34% ke Rp 18.400. Penurunan tersebut diikuti oleh saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang turun 1,30% menjadi Rp 3.040 per saham.

Penerima manfaat utama adalah pemilik saham IPO, yakni PT Gunanusa Aramandiri Tbk. (GUNA) yang naik 34,67% menjadi 202 dan saham PT Unggul Prima Sukses Tbk. (BLES) naik 21,14% menjadi Rp 298. Untuk saham PT Vijaya Carya (Persero) Tbk. (WIKA) naik 15,79% menjadi Rp 220.

Apalagi yang paling dirugikan atau dirugikan adalah PT Intanvijaya Internasional Tbk. (INCI) yang turun 8,06% menjadi Rp570. Sedangkan saham PT Indo Boga Success Tbk. (IBOS) turun 7,94% ke Rp 116 per saham.

Analis keuangan Ajaib Securitas Ratih Mustikoningsih mengatakan, IHSG diperkirakan bergerak fluktuasi antara 7.170 – 7.300 pada perdagangan hari ini. Menurut dia, ada berbagai sikap yang akan mempengaruhi pergerakan indeks.

Dari dalam negeri, IHSG direvisi naik mengikuti pergerakan bursa saham Asia seperti indeks Hang Seng dan Nikkei 225.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Ekspektasi (IKK) periode hingga Juni 2024 sebesar 123,3, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 125,2. Secara keseluruhan, IKK periode Juni 2024 berada pada level optimis didukung oleh kondisi perekonomian saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK).

Di luar negeri, pada awal pekan, indeks S&P 500 dan NASDAQ mencatatkan nilai tertingginya setelah masing-masing menguat +0.1% dan +0.3%. Kenaikan indeks ditopang oleh sektor teknologi khususnya pembuat chip, sektor energi, dan sektor telekomunikasi.

Pada saat yang sama, laju sektor real estate Tiongkok di Asia belum meningkat secara signifikan. Hal ini karena sektor real estat menyumbang 20% ​​keuangan publik Tiongkok, menghasilkan 24% PDB, dan 25% permintaan kredit bank.

“Dengan pulihnya sektor properti Tiongkok, Indonesia dapat memperoleh manfaatnya. Pada Mei 2024, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok sebesar 22,63%, disusul Amerika Serikat sebesar 10,45% dan Uni Eropa sebesar 7,71%,” katanya. ujar Ratih.

—————————————-

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel