Bisnis.com, Jakarta – Indeks harga saham (IHSG) dibuka perdagangan hari ini Selasa (8/10/2024) namun bergerak ke zona merah. Beberapa saham seperti PPCA, PMRI dan PPNI dibuka melemah pagi ini.

Pukul 09.00 WIB IHSG menguat di level 7.504,13 berdasarkan data RTI Infocomm. IHSG bergerak pada kisaran 7.449-7.504 sesaat setelah pembukaan.

144 saham menguat, 245 turun, dan 199 bergerak. Tawaran IHSG diketahui sebesar ITR 12.530.

Saham PT Bank of Central Asia Tbk. (PBCA) menjadi salah satu saham terlemah pagi ini. Saham PPCA turun 0,73% ke Rp 10.225 per saham pada perdagangan pagi.

Selain PPCA, saham PT Bank Mantri (Persero) Tbk. (BMRI) pun melemah pagi ini dengan ambles 0,36% ke Rp 6.850 per saham. Begitu pula dengan saham BBNI yang turun 0,48% pagi ini di Rp 5.175 per saham.

Saham lain yang melemah pagi ini adalah AMMN turun 1,39%, ADRO turun 0,26%, dan PGAS turun 0,33%. UNVR menguat 3,23%, sedangkan saham TLKM menguat 1,04%.

Sebelumnya, Senin (7/10/2024), level teknikal IHSG tercatat di atas level kritis 7.500, jelas Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan.

Bersamaan dengan tren tersebut, tren negatif mulai muncul di MACD. Tren tersebut menegaskan pelemahan IHSG mulai memasuki fase konsolidasi di level 7.500 yang setara dengan level indikator MA20.

Namun pelemahan Wall Street akibat kenaikan harga minyak (7/10/2024) terus membebani IHSG pada Selasa (8/10/2024).

Harga Brent kini berada di level US$80 per barel pada 2024, kata Valdi APBN sedang mempertimbangkannya. Jika kenaikan harga terus berlanjut, isu perubahan harga minyak di Indonesia bisa kembali muncul pada kuartal keempat tahun 2024.

Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data keyakinan konsumen (8/10/2024) sebagai bagian penilaian kondisi perekonomian saat ini dan masa depan. Pasar memperkirakan kepercayaan pembeli akan tetap stabil pada tingkat yang menguntungkan yaitu 124,5 pada September 2024.

________

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investor.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA