Bisnis.com, JAKARTA – Kepemilikan korporasi PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life untuk mengambil alih 80% saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) berpotensi menambah cakupan kepemilikan anggota nasional IFG. memiliki perusahaan induk asuransi, penjaminan dan penjaminan.

Seperti diketahui, IFG Life mengambil alih 80% Mandiri Inhealth yang sebelumnya dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan Indonesia Financial Group (IFG).

Selain itu, Mandiri Inhealth akan resmi bergabung dalam ekosistem holding IFG melalui IFG Life sebagai pemegang saham pengendali. Sedangkan pasca akuisisi, Bank Mandiri mendaftarkan 20% saham Mandiri Inhealth.

Kaplers Mārpaungs, pemerhati asuransi sekaligus pengajar program UGM di Fakultas Ekonomi dan Keuangan MM, meyakini pasca akuisisi Mandiri Inhealth, IFG Life berpeluang untuk semakin berkembang.

Selain aset Mandiri Inhealth yang besar, perusahaan juga memiliki portofolio layanan kesehatan yang kuat yang melengkapi cakupan IFG Life.

“Dengan diakuisisinya Mandiri Inhealth, IFG Life tidak serta merta menjadi yang terbesar di sektor asuransi jiwa tanah air, namun mungkin akan terus menjadi lebih besar di masa depan,” kata Kapler Marpaung seperti dikutip dalam siaran pers, Rabu (3/ 7/2024). ).

Dengan program layanan Managed Care-nya, Mandiri Inhealth menjadi salah satu pemain terkuat di industri asuransi kesehatan. Mandiri Inhealth merupakan perusahaan asuransi publik dengan pangsa pasar 35% di industri asuransi kesehatan grup dan lebih dari 1,8 juta anggota berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Q1 2024.

Per 31 Desember 2023, Mandiri Inhealth mencatatkan total aset sebesar Rp2,82 triliun, naik 5,78% (year-on-year) dari Rp2,66 triliun pada tahun sebelumnya. Pada periode yang sama, perseroan menghasilkan pendapatan premi sebesar Rp3,43 triliun, naik 15,84% (year-on-year) dari Rp2,97 triliun.  

 

Perusahaan juga tergolong perusahaan sangat sehat yang dibuktikan dengan tingkat risk based capital (RBC) Mandiri Inhealth sebesar 733% pada tahun 2023, jauh di atas ketentuan minimum OJK sebesar 120%. Hal ini menunjukkan kondisi keuangan dan bisnis Mandiri Inhealth sangat baik.

Menurut Kapler, membeli perusahaan yang sehat dengan pertumbuhan yang baik sebenarnya bukan perkara sederhana. Ada peran Bank Mandiri dan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar proses pengambilalihan saham Mandiri Inhealth dapat berjalan lancar.

Namun, ia menilai BUMN tidak perlu menjadi yang terbesar di industri asuransi jiwa, melainkan harus menjadi garda terdepan dalam menjamin keselamatan dan perlindungan nasabah guna menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi.

Ia juga berpendapat bahwa perusahaan asuransi harus kembali pada prinsip intinya untuk melindungi masyarakat. Hal ini sejalan dengan etos IFG Life yang mengedepankan produk asuransi tradisional yang mengutamakan perlindungan.

“Perusahaan asuransi jiwa benar-benar perlu kembali ke dasar-dasar asuransi. Model dan strategi pemasarannya memang perlu lebih profesional. Penandatanganan peringatan tidak boleh dibicarakan, kata Kapler.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel