Bisnis.com, Jakarta – Indeks 30 saham sangat likuid IDX30 masih melemah secara year-to-date (YTD) atau year-to-date. Lantas, apa saja prediksi dan rekomendasi saham-saham pilihan dari indeks ini?

Kepala Pendidikan dan Literasi Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan bobot terbesar IDX30 berasal dari perbankan, telekomunikasi, dan energi. Komponen-komponen tersebut sensitif terhadap komponen siklis atau fluktuasi perekonomian yang tinggi. 

“Ketidakpastian perekonomian global, kebijakan moneter yang ketat, dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan memberikan tekanan pada kinerja sektor IDX30 pada semester I 2024,” kata Audi, Jumat (12/7/2024). ).

Namun, lanjut Audi, pihaknya melihat peluang untuk memperkuat indeks tersebut dengan lebih emosi pada Semester II/2024. Sentimen tersebut antara lain kemungkinan normalisasi rupee, penguatan siklus komoditas di akhir tahun, dan penurunan suku bunga.

Kiwoom Sekuritas memiliki beberapa saham pilihan dari indeks IDX30. Saham-saham tersebut adalah BMRI dengan TP Rp 6.900, BMRI TP Rp 6.900, BBRI dengan TP Rp 5.500 dan BBCA dengan TP Rp 10.600.

Kemudian ASII dengan rekomendasi TP Rp5.400, TLKM dengan rekomendasi TP Beli TP Rp3.750, dan ADRO dengan rekomendasi TP Rp2.880.

Sementara itu, Chief Investment Officer Mirae Asset Sekuritas Naphan Aji Gusta mengatakan rebound telah dimulai dan terdapat bullish moderat menuju IDX30. Menurut Naphan, faktor utama yang melatarbelakangi kenaikan tipis ini adalah aktivitas The Fed dan inflasi di Amerika Serikat.

“Hal ini meningkatkan prospek penurunan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini,” kata Naphan. 

Naphan memperkirakan dengan prospek tersebut, The Fed bisa menurunkan suku bunga pada September mendatang. 

Menurut dia, pasar mengapresiasi tindakan pemulihan yang dilakukan banyak produsen di pasar modal.

“Pada dasarnya valuasinya pasti menarik. Secara teknikal carilah saham-saham yang produsennya sudah membangun fase mixed dan ke depan akan untung,” kata Nafhan.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel