Bisnis.com, Jakarta – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Jakarta mengatakan okupansi atau tingkat okupansi hotel di wilayah khusus Provinsi DKI Jakarta bisa turun hingga 50% jika pemerintah resmi pindah ke ibu kota. Kepulauan (IKN), Kalimantan Timur.
Ketua Badan Pimpinan Daerah PHRI DKI Jakarta Sutrisno Ivantono memperkirakan tingkat okupansi hotel bisa turun hingga 50% dibandingkan kondisi normal. Pasalnya, seluruh kegiatan usaha dan pemerintahan akan dialihkan ke IKN.
“Kalau benar-benar bergerak semuanya, pemerintah akan bergerak segala macam gerakan, yang bisa sampai 50% [dibandingkan kondisi normal],” kata Sutrisno, Rabu (7/10/2024).
Sutrisno mengatakan, saat ini tidak ada perubahan signifikan pada tingkat okupansi hotel di wilayah Jakarta dan hingga saat ini belum ada indikasi pemerintah akan berpindah ke IKN.
Meski demikian, pihaknya sudah mulai mempersiapkan jika ibu kota resmi dipindahkan ke IKN. Sutrisno mengatakan, setiap hotel punya cara berbisnis tersendiri di Jakarta.
Misalnya menjaga loyalitas pelanggan di bidang pemasaran, ujarnya. Sutrisno mengatakan pemasaran hotel memiliki mandat untuk lebih proaktif dalam menangkap bola dan melayani kantong konsumen yang berbeda.
Selain itu, memperbaiki manajemen internal agar hotel menjadi lebih menarik dengan pelayanan yang lebih baik dan tarif yang bersaing.
“Jadi tiap anggota punya cara masing-masing untuk tetap eksis,” ucapnya.
Di sisi lain, PHRI Jakarta juga melakukan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini juga memungkinkan industri perhotelan mengetahui bagaimana pemerintah daerah mendefinisikan Jakarta yang tidak berstatus ibu kota.
Menurutnya, keadaan Jakarta harus ditata semaksimal mungkin. Oleh karena itu, hal ini juga akan berdampak pada industri perhotelan di wilayah tersebut.
Dia mencontohkan, jika Jakarta menjadi kota industri di masa depan, maka masa depan industri perhotelan akan bergantung pada aktivitas ekonomi yang berkembang di daerah tersebut.
“Kegiatannya bisnis ya, orang datang ke sini karena ada urusan, mereka menginap di hotel karena ada urusan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah berencana menjadikan Jakarta menjadi kota global. Jika benar demikian, sebaiknya pemerintah menjadikan kawasan ini sebagai markas atau markas perusahaan global.
Ia meyakini, sulit mengubah Jakarta menjadi kota global tanpa adanya aktivitas global.
Namun jika tidak ada aktivitas global di Jakarta, maka sulit menjadikan Jakarta sebagai kota global, tutupnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel