Bisnis.com, Jakarta – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengingatkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pasti akan menaikkan harga produk otomotif yang dijual di Indonesia.

Chief Operating Officer HMID Franciscus Sorzopranoto mengatakan depresiasi rupee akan berdampak jangka panjang jika terjadi lebih dari enam bulan berturut-turut. Nilai tukar rupee terhadap dolar AS kini menembus level Rp 16.200.

Dampak ini hanya terlihat dalam jangka panjang karena kebijakan perusahaan dalam kegiatan ekspor-impor biasanya dilindungi oleh biaya lindung nilai.

“Harga mobil pasti naik jika situasi terus berlanjut,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/4/2024).

Di satu sisi, kenaikan harga produk hanya ditentukan oleh nilai tukar rupee dengan mata uang asing. Namun, masih banyak faktor lain seperti kenaikan pajak, harga bahan baku, dan harga minyak.

Jika melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, jumlah mobil impor penuh (CBU) di Hyundai mencapai 478 unit pada Januari-Maret 2024, turun 41,7% dari 820 unit pada periode yang sama tahun lalu. .

Beberapa model yang diimpor penuh pada periode ini adalah Kona EV sebanyak 2 unit, Santa Fe sebanyak 440 unit, Staria Signature 7 sebanyak 16 unit, dan Staria Signature 9 sebanyak 20 unit.

Bahkan, Hyundai juga menjual produk mobil listrik Ioniq 6 melalui skema CBU. Namun, tidak ada unit yang dikirim dari Korea Selatan ke Indonesia pada periode tersebut.

Sedangkan dari sisi penjualan grosir, mobil listrik baru Ioniq 6 telah dikirimkan ke jaringan diler pada Januari-Maret 2024 sebanyak 11 unit.

Sebab, produk impor CBU atau Completely Knock Down (CKD) tahun 2023 kemungkinan besar akan terjual pada tahun ini.

Oleh karena itu, Ioniq 6 yang kami jual selama ini sudah diproduksi atau diimpor sejak tahun lalu, jelasnya.

Sementara itu, Ioniq 5 yang diproduksi secara lokal kemungkinan akan mengalami kenaikan harga karena tidak ada mobil yang menggunakan komponen lokal murni. Mobil listrik Hyundai ini sudah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40%.

Menurut dia, harga produk dan layanan purna jual tidak serta merta naik meski nilai tukar rupee melemah. Jika tidak, biaya servis mencakup servis, suku cadang, dan material seperti oli.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel