Bisnis.com, JAKARTA – Sejalan dengan perayaan hari ulang tahun pasar modal Indonesia ke-47, Otoritas Jasa Keuangan mendorong dan mengembangkan penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Regulasi terkait ESG juga akan diperkuat.

Mahendra Siregar, CEO OJK, menyatakan bahwa ESG merupakan aspek penting yang perlu terus dikembangkan di sektor keuangan Indonesia. Menurutnya, ESG telah menjadi fokus utama pasar bisnis global, antara lain: di Indonesia.

“Lingkungan, sosial, dan tata kelola tidak hanya menjadi pilihan investasi, tetapi juga menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi dunia usaha dan masyarakat,” jelasnya dalam sambutan di HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia, Senin (8/12/2024). . .

Mahendra mengatakan penerapan ESG yang baik dapat meningkatkan reputasi perusahaan, mengurangi risiko, dan menciptakan peluang baru. Ia melanjutkan, dalam konteks pasar modal, ESG membantu mendorong transparansi, tata kelola yang baik, akuntabilitas, dan integritas bisnis.

“Di OJK, kami akan terus memperkuat kebijakan untuk meningkatkan kapasitas pelaku pasar dan berpartisipasi aktif dalam membangun ekosistem nasional yang diperlukan untuk mendukung ESG dan menciptakan pasar yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Complete.

Di sisi lain, Indonesia juga mencanangkan pertukaran karbon pada September 2023 sebagai bagian dari komitmen global Indonesia dalam memerangi perubahan iklim.

Dengan adanya Carbon Exchange sebagai perusahaan perdagangan tunjangan emisi di Indonesia, OJK berharap dan terus berharap agar target penurunan emisi yang ditetapkan yang merupakan komitmen negara terhadap perjanjian internasional yang ditandatangani dapat dilaksanakan secara berkala.

Data OJK menunjukkan, sejak peluncuran layanan pada 26 September 2023 hingga 31 Juli 2024, terdapat 70 pengguna layanan Carbon Exchange yang mendapat izin. Total transaksi tunjangan emisi sebesar 613.541 tCO2e dan nilai kumulatifnya sebesar Rp37,04 miliar.

Rinciannya, biaya transaksi di pasar reguler sebesar 26,73%, pasar transaksi sebesar 23,19%, pasar lelang sebesar 49,89%, dan pasar bursa sebesar 0,18%. Ke depan, OJK menyatakan potensi perubahan karbon masih sangat tinggi mengingat terdapat 3.864 pendaftar Program Nasional Pendaftaran Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi kredit karbon yang ditawarkan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel