Bisnis.com, JAKARTA – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan mengoperasikan pabrik rokok baru buatan tangan Cretech di Blitar, Jawa Timur pada tahun 2024, sehingga total fasilitas produksi HMSP menjadi 8 fasilitas. 

Direktur Utama HM Samporena Ivan Kahidi mengatakan Samporena memiliki 8 fasilitas produksi termasuk pabrik blitzer SKT baru. Pabrik baru akan beroperasi pada tahun 2024 

Kami juga menggandeng pengusaha dan koperasi untuk mengoperasikan 43 pabrik lagi di Pulau Jawa,” kata Ivan saat peluncuran program “Launch Technology” Tahap Lanjutan untuk mendongkrak ekspor UMKM Indonesia di JCC Senayan, Senin (22/7/2024).

Ivan melanjutkan, hingga saat ini HMSP mempekerjakan 90.000 tenaga kerja langsung dan tidak langsung di Indonesia yang sebagian besar bekerja di bagian produksi di SKT. Selain itu, HMSP mengekspor produknya ke lebih dari 37 tujuan di seluruh dunia 

Dalam pemberitaan bisnis sebelumnya, HMSP sebenarnya berencana membuka fasilitas produksi baru SKT Samporna di Kota Blitar, Jawa Timur, dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang diharapkan mulai beroperasi pada Semester I/2024.

Diperlukan investasi sebesar Rp 638 miliar (sekitar USD 42 juta) untuk menambah fasilitas produksi SKT di Samporena. Pendirian ini memperkuat portofolio SKT Samporena yang telah berdiri sejak tahun 1913.

Selain pembukaan fasilitas produksi SKT Samporna di Kota Blitar dan Kabupaten Tegel, juga akan dilakukan penambahan lapangan kerja ribuan tenaga kerja baru oleh MPS di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, De Yogyakarta, dan Jawa Barat. Penambahan 5 MPS baru yang berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada Semester I/2024.

Berdasarkan laporan tahunan tahun 2023, HMSP memiliki 7 fasilitas manufaktur yaitu: dua pabrik rokok mesin di Pasuruan, Jawa Timur dan Karawang, satu pabrik tembakau tanpa asap (SFP) inovatif di Karawang, Jawa Barat, dan empat fasilitas hand-Roll. rokok di Jawa Timur. 

Samporena juga bermitra dengan 38 Mitra Produksi Rokok (MPS) yang dimiliki dan dioperasikan oleh pengusaha/koperasi daerah di berbagai lokasi di Pulau Jawa. 

————–

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel