Bisnis.com, JAKARTA – Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Agung Satrio Nugroho mengungkapkan, nikel yang mengalir di bawah Pulau Obi di Maluku Utara menyebabkan perekonomian desa-desa sekitarnya tumbuh 2 kali lipat. Hal ini terlihat dari tulisan boomtown di boomtown, yang mengacu pada kota atau komunitas yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan populasi yang cepat dan tiba-tiba. Istilah tersebut sering digunakan untuk menggambarkan kota yang berkembang pesat dalam waktu singkat, baik dari segi jumlah penduduk maupun uang, kata Agung, dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2016 atau sebelum adanya sungai nikel, ketika Desa Kawasi mengalami pesatnya pertumbuhan penduduk. pertumbuhan. bangunan yang dibangun. – Di tanah. Menurut dia, jumlah penduduk dan lahan terbangun meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 karena adanya kegiatan hilirisasi. ,” kata Agung dalam acara Indonesia Business Forum, Rabu (6/11/2024). Selain itu, Agung mencatat dampak yang lebih rendah terjadi pada sektor non-mineral yang ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah peralatan ekonomi. , Berdasarkan penelitian, pada tahun 2014 hanya terdapat 17 unit toko di desa tersebut. Jumlah ini akan meningkat menjadi 152 unit pada tahun 2024. Selain itu, jumlah restoran meningkat secara signifikan dari nol atau tidak ada sama sekali pada tahun 2014. jumlah restoran akan mencapai 38 unit pada tahun 2024, namun pertumbuhan tersebut perlu diimbangi dengan penambahan fasilitas untuk memberikan pelayanan yang memadai kepada Masyarakat. Sementara itu, fasilitas yang belum memenuhi bidan, dokter, guru SD, balai masyarakat, posyandu dan tempat praktik dokter memenuhi syarat fasilitas umum, Desa Kawasi berada tepat di bawah ibu kota kabupaten,” kata Agung. . Pengurangan air nikel sebenarnya terjadi di Pulau Obi. Sementara itu, salah satu tambang nikel yang beroperasi di sana telah dimiliki oleh Harita Group sejak tahun 2010. Berdasarkan catatan usaha, Harita mengelola sedikitnya 5.524 hektare Wilayah Tambang Pulau Obi. Usaha pertambangan tersebut dijalankan oleh anak usaha PT TBP (NCKL ), sedangkan smelter nikel yang dilengkapi RKEF dioperasikan oleh PT Megah Surya Pertv, sebaliknya Harita mendukung keinginan pemerintah untuk memasuki rantai pasokan baterai otomotif global dengan mendirikan smelter berbasis HPAL Dipercayakan kepada anak perusahaannya PT Halmahera Persada Legenda (HPL), terdapat ekosistem nikel yang dibangun oleh Harita di Pulau Obi (HJF), rantai pasok industri nikel yang dioperasikan oleh Harita, perekonomian Pulau Obi terutama memproduksi nikel dan kobalt bersama dengan Negara Bagian Halmahera Selatan dan Provinsi Maluku Utara , masyarakat setempat saat ini terlibat aktif dalam membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. dan operasi penambangan Harita. Sebanyak 65 distributor lokal mencatatkan penjualan sekitar Rp 11 miliar per bulan.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel