Bisnis.com, JAKARTA – Produsen minyak nabati mengomentari biaya produksi Minyakita di tengah pidato pemerintah mengenai kenaikan harga eceran (HET).

Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), mengatakan biaya produksi minyak goreng akan meningkat seiring dengan naiknya harga minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan baku.

“Produsen minyak nabati hanyalah ‘penjahit’. Jika TBS [buah segar] petani meningkat dan harga minyak sawit mentah naik, harga garmen [minyak nabati] akan naik.” Dia. , Selasa (14 Mei 2024).

Ia pun membeberkan harga produksi Minyakita saat ini. Ia misalnya mencontohkan biaya produksi minyak nabati di kilang minyak nabati di kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Bila harga minyak sawit mentah di Dumaje Rp 12.116 per kilogram yang dibawa ke pabrik di Marunda, maka perlu membayar Rp 425 per kilogram untuk pengiriman. Dengan demikian, harga bahan baku CPO di pabrik tersebut sebesar Rp 12.541 per kilogram.

Sahat kemudian mengatakan biaya pengolahan minyak sawit mentah menjadi minyak nabati di pabrik tersebut sekitar Rp 1.046 per kilogram. Dari biaya produksi tersebut, biaya pabrik hanya sekitar 3% sehingga total biaya minyak nabati di pabrik Marunda sekitar Rp 13.587 per kilogram.

Sedangkan harga kemasan dan kemasan di Minyakita mencapai Rp 2.510 per liter, kata Sahat. Ngomong-ngomong, Sahat mengatakan, harga minyak goreng kemasan Minyakita bekas pabrik adalah Rp 16.097 per liter dan belum termasuk pajak pertambahan nilai [PPN].

Belum lagi harga distribusinya ke seluruh Indonesia, fee dan marginnya besar, ujarnya.

Sedangkan Minikakita merupakan produk minyak nabati manusia yang wajib didistribusikan oleh produsen atau eksportir minyak sawit untuk memenuhi kewajiban pasar lokal (DMO) dengan HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000 per liter. Pemerintah telah meluncurkan program minyak nabati populer Minyakita mulai pertengahan tahun 2022.

Sebelumnya, Kepala Bidang Bahan Baku dan Barang Utama Departemen Umum Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto mengakui biasanya terjadi kenaikan harga Minyakita.

Sedangkan rata-rata harga Minyakita pada minggu pertama Mei 2024 sebesar Rp16.083 per liter, naik 0,87% dari minggu sebelumnya. Sementara harga minyak nabati sebagian besar justru turun 0,06% menjadi Rp15.828 per liter dan harga minyak nabati turun 0,19% menjadi Rp21.051 per liter.

“Sebagai catatan, harga Minyak Goreng dan sebagian besar Minyakita masih di atas HET Rp 14.000 per liter,” kata Bambang dalam rapat pemantauan inflasi daerah, Senin (13/05/2024).

Bambang mengakui, pihaknya saat ini tengah mempertimbangkan dua opsi politik untuk menyikapi pasokan Minyakita. Salah satunya, pemerintah akan menaikkan HET MinyaKita.

“Sejak DMO diterapkan sekitar dua tahun lalu, HET Minyakita harganya sekitar Rp 14.000 per liter, sedangkan harga dasar biaya produksinya sudah mengalami vigor,” jelasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel