Bisnis.com, PRAYA – Hari kedua Shell Eco-Marathon (SEM) Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2024, diikuti 16 tim dari total 82 tim yang bertanding. Selain itu, 66 tim lainnya diberi kesempatan lolos uji teknis kompetisi pada road race, Kamis (4/7/2024).
Dari 16 tim yang mengikuti kompetisi teknis tersebut, 10 tim berasal dari perguruan tinggi Indonesia. Sebagai informasi, tahun ini diikuti 82 tim mahasiswa dari 12 negara di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah. Dua belas negara: Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, india, Filipina, Thailand, Korea Selatan, Tiongkok, India, Arab Saudi, Qatar, dan Kazakhstan.
Shell Eco-Marathon Asia-Pacific and Middle East Region merupakan kompetisi inovasi mobil hemat energi bagi pelajar yang diadakan di Indonesia pada tanggal 2-6 Juli 2024 di Pertamina Mandalika International Circus.
General Manager Global Shell Eco-Marathon Norman Koch mengatakan acara ini dirancang untuk membantu siswa menciptakan kendaraan hemat energi yang akan membantu industri otomotif mengurangi emisi karbon dioksida.
“Sumber energi yang menjadi kategori acara ini bukan berasal dari kami, melainkan dari mahasiswa sendiri yang ingin mengetahui sumber energi apa yang diinginkannya,” ujarnya, Rabu, 03/07/2024.
Menurutnya, yang terpenting dalam kompetisi ini adalah pengembangan dan kreativitas tim peserta dalam menciptakan teknologi yang akan dihasilkan.
“Jadi pembelajarannya adalah bagaimana menghadapi tantangan dan mencapai hasil,” ujarnya.
Menurutnya, melalui kompetisi ini para peserta belajar untuk bekerja baik sebagai wirausaha maupun di perusahaan besar di masa depan. Selama 40 tahun terakhir, Shell Eco-Marathon telah memberikan kontribusi signifikan terhadap industri otomotif global.
“Itulah mengapa setiap ide yang diungkapkan di sini penting. “Tetapi yang terpenting di sini adalah semangat, kami ingin menekankan pembelajaran dan kemampuan tim mahasiswa ini dalam menghadapi tantangan,” ujarnya.
Menjadi kreatif
Ia mengatakan, berdasarkan hasil eco-marathon Shell, terdapat 3 inovasi inovasi yang saat ini banyak diadopsi di industri otomotif. Pertama terkait teknologi engine start yang sudah digunakan mobil di jalan raya selama 10 tahun terakhir. Inovasi ini merupakan eksperimen yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa pada acara Shell Eco-marathon pada tahun 1980-an, namun teknologi ini baru tersebar luas dalam 10 tahun terakhir.
Inovasi kedua adalah pembayaran program pengembangan khususnya mobil listrik yang dibuka pada eco-marathon Shell. Selain itu, komponen bantalan karet ditemukan atau dikembangkan oleh teman sekelas yang berkompetisi di Shell Eco-marathon.
Namun, ia mencatat bahwa tim mahasiswa memiliki hak kekayaan intelektual bagi Shell untuk mematenkan inovasi teknologi tersebut. Mereka juga tidak mengklaim bahwa inovasi teknologi tersebut merupakan hasil inovasi Shell.
“Karena milik tim mahasiswa, maka kami tidak mengklaim atau memberikan hak paten. Kami membantu mereka mematenkan ciptaannya karena itu penemuannya, idenya, dan perguruan tinggi boleh mengkomersialkannya,” kata Norman.
Selain itu, pada ajang ini, tim mahasiswa akan mendapatkan 3 keuntungan penting yang tidak bisa didapatkan dari belajar di perguruan tinggi dan lyceum vokasi. Kompetisi ini mengajarkan peserta untuk tepat waktu karena jadwalnya sangat padat.
Selain itu, urutan waktu merupakan langkah krusial dalam mengevaluasi efisiensi inovasi mobil hemat energi. Peserta juga akan belajar bagaimana mengelola anggaran seperti halnya mengelola suatu badan usaha. Dalam acara ini peserta belajar bekerja sama dalam satu tim dengan departemen seperti teknik, aerodinamika, desain, keuangan dan aspek non teknis lainnya.
“Mereka belajar dua hal langka dalam hidup: uang dan waktu.
Sebab, keterlambatan tidak ada toleransi karena balapan akan dimulai besok Kamis (4/7). Jika mobil belum siap, Anda tidak akan mendapatkan apa pun. Jadi waktu dan uang. Uang tidak pernah cukup untuk mewujudkan impian dan menerapkan teknologi. “Jadi ini berlaku untuk semua profesi,” jelasnya.
Norman menemukan bahwa ratusan ribu pelajar berpartisipasi dalam Shell Eco-marathon dan beberapa dari mereka kemudian memiliki profil dan posisi yang baik di dunia teknik.
“Contohnya Tesla punya direktur teknis yang merupakan mantan peserta kompetisi ini. “Airbus, Boeing dan banyak perusahaan lainnya, dan tentu saja Shell, telah mempekerjakan banyak pelajar ini di banyak negara dari kompetisi ini,” ujarnya.
Kendaraan hemat energi
Sekadar informasi, para kontestan berlomba-lomba menciptakan kendaraan hemat energi di dalam dan luar jalan raya. Program Shell Eco-marathon memungkinkan siswa mengembangkan kendaraan hemat energi dalam dunia transportasi. Peserta berkompetisi untuk menciptakan kendaraan hemat energi yang mereka rancang dan bangun dalam dua kelompok: prototipe dan konsep perkotaan.
Kategori model berfokus pada pengurangan hambatan dan peningkatan efisiensi sumber energi inovatif, biasanya berfokus pada desain kendaraan roda tiga yang lebih efisien dan ringan. Kemudian, unit konsep perkotaan merupakan model standar penggerak empat roda yang menghemat energi berdasarkan kebutuhan kendaraan.
Tim peserta harus memilih antara tiga jenis sumber energi dalam perlombaan, yaitu mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin, etanol, dan/atau solar, disusul baterai listrik dan bahan bakar hidrogen.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA