Bisnis.com, JAKARTA – Warisan batik Tanah Air berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, tradisi memakai batik juga turut mendongkrak produktivitas industri produksi nonmigas. 

Untuk menggiatkan keterlibatan membatik, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian resmi membuka rangkaian rencana peringatan Hari Batik Nasional 2024 di Grand Atrium Kota Kasablanka pada 2-6 Oktober 2024. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri batik berkontribusi terhadap ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Tanah Air dengan nilai US$ 8,33 juta pada kuartal II-2024. 

Sementara kinerja ekspor industri TPT hingga triwulan II 2024 juga dinilai baik dengan nilai US$ 1,77 miliar dan US$ 3,87 miliar. 

Sayangnya tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi industri TPT nasional, kata Agus saat membuka Hari Batik Nasional 2024, Kamis (2/10/2024). 

Padahal, sektor industri TPT mempunyai peranan penting bagi perekonomian nasional. Pada triwulan II tahun 2024, sektor TPT memberikan kontribusi sebesar 5,72% terhadap PDB sektor nonmigas. 

Namun lemahnya permintaan ekspor membuat aktivitas ekspor sektor TPT hingga triwulan II tahun 2024 mengalami kontraksi masing-masing sebesar 5,56% dan 4,12% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Hal ini juga terjadi pada ekspor Industri Batik yang mengalami kontraksi sebesar 8,29% dibandingkan tahun 2023 pada periode yang sama, ujarnya. 

Meski demikian, Agus melihat adanya tren penggunaan batik dalam keseharian generasi muda Indonesia saat ini, dan hal tersebut memberikan harapan bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri.

Pelaku industri batik juga diharapkan segera beralih ke Industri 4.0. Sebab penerapan teknologi digital pada industri Batik dapat menunjang aspek manajemen dan operasionalnya sehingga lebih efektif dan efisien. 

Pada tahun 2024, Kementerian Perindustrian menyediakan buku “Batik Berkelanjutan: Supply Chain Industry 4.0” yang dapat menjadi referensi bagi industri Batik dalam menerapkan Industri 4.0 sesuai kebutuhannya. 

“Kami berharap UKM batik di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital untuk manajemen rantai pasok yang lebih efektif di masa depan,” tutupnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel