Bisnis.com, Jakarta – Harga saham bank jumbo atau kelompok bank modal inti (KBMI) IV, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), mengalami peningkatan pada perdagangan pada pekan ini.
Misalnya saja harga saham BBRI hari ini Kamis (6/6/2024) naik 2,27% menjadi Rp 4.500. Dalam sepekan perdagangan, harga saham BBRI pun menguat 2,74%.
Kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tabak. (BMRI) membukukan kenaikan harga saham sebesar 2,92% pada perdagangan hari ini hingga ditutup pada Rp 6.175. Harga saham BMRI pun menguat 5,11% dalam sepekan.
Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 3,47% ke Rp 4.770 pada perdagangan hari ini. Dalam sepekan, harga saham BBNI sudah menguat 6,24%.
Selain itu, saham BBCA menguat 0,26 persen ke Rp 9.475 pada akhir perdagangan. Pada pekan ini, harga saham BBCA juga mengalami kenaikan sebesar 5,28%.
Harga saham bank-bank jumbo tersebut pekan ini mengalami kenaikan setelah perdagangan pekan lalu atau turun sejak 27 Mei 2024 hingga 31 Mei 2024. Misalnya, harga saham BBRI yang turun 8,05% pada pekan lalu.
Pekan lalu, harga saham BMRI turun 2,48%, BBCA 1,86%, dan BBNI 7,56%.
Analis Samuel Securitas, Prastia Gonady, dan Brandon Budiman menilai saham bank tersebut masih overweight.
“BMRI dan BBCA menjadi pilihan utama kami,” kata Prasetya dan Brandon dalam riset, Kamis (6/6/2024).
BBRI merekomendasikan pembelian dengan target harga Rp 5.000. BMRI merekomendasikan Beli dengan target harga Rp 7.400.
Selanjutnya BBNI merekomendasikan Beli dengan target harga Rp 5.400. Setelah itu BBCA merekomendasikan Beli dengan target harga Rp 10.800.
Menurut Prasetya dan Brandon, bank jumbo banyak diabaikan pasar karena memiliki proporsi dana murah atau giro saving account (CASA) yang tinggi.
Dalam situasi ini, bank-bank yang ramai akan terus menikmati biaya pendanaan yang rendah di tengah kondisi likuiditas yang ketat.
Sebelumnya, Deputi Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianos Niko Demos, juga mengatakan, saham-saham perbankan justru mengalami koreksi akibat sentimen negatif di pasar, termasuk suku bunga acuan.
Namun dalam jangka panjang, prospek saham perbankan masih bagus.
Ia berkata: Namun prospek penilaian ke depan masih sangat bagus.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel