Bisnis.com, JAKARTA – Harga referensi minyak sawit mentah (CPO) periode Juni 2024 diturunkan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi CPO sebesar 778,82 dolar AS untuk periode Juni 2024. Harga referensi ini turun sebesar $98,46 atau 11,22% dibandingkan harga referensi CPO pada Mei 2024.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso mengatakan, harga referensi CPO ditentukan dari rata-rata harga CPO di pasar saham Malaysia dan pasar saham Indonesia. 

Harga CPO di Bursa Malaysia periode 25 April – 24 Mei 2024 adalah $822,61 per ton. Sementara itu, harga rata-rata CPO di bursa CPO Indonesia pada periode yang sama adalah $735,03 per ton.

“Saat ini harga referensi CPO diturunkan hingga batas US$ 680 per ton. Oleh karena itu, pada PMK saat ini, pemerintah mengenakan bea masuk CPO sebesar US$ 18 per ton dan pajak ekspor CPO. periode Juni 2024 US$ per ton 75,” kata Budi dalam keterangannya, dikutip Senin (3/6/2024).

Ia menjelaskan, turunnya nilai acuan CPO disebabkan turunnya harga minyak kedelai dan minyak mentah dunia. Selain itu, penurunan permintaan terjadi seiring dengan peningkatan produksi.

“Peningkatan produksi tidak mengimbangi peningkatan permintaan [CPO],” ujarnya.

Ketentuan pajak ekspor CPO periode Juni 2024 tercantum dalam Kolom Nomor 3 Lampiran C Surat Undang-Undang Nomor 39/PMK/0.10/2022 Menteri Keuangan. Nomor 71/2023 adalah $18/ton. Sementara pajak ekspor CPO periode Juni 2024 mengacu pada Lampiran C Peraturan Menteri Keuangan No.103/PMK.05/2022 jo. 154/PMK.05/2022 menjadi $75/ton.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada Jumat 31/5/2024, harga minyak sawit atau CPO berjangka pada akhir perdagangan Kamis (30/5) untuk kontrak Agustus 2024 turun 40 poin menjadi 3.994 Ringgit per ton. Diskusi sutradara Malaysia. Nantinya, kontrak Juni 2024 menguat 51 poin menjadi 3.977 ringgit per ton. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel