Bisnis.com, Jakarta – Gabungan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) menyebutkan terjadi perlambatan produksi alat berat yang turun 17% (y/y) pada periode I/2024.
Berdasarkan catatan Hanabi, total produksi alat berat konstruksi dan pertambangan pada periode Januari-Juni 2024 sebanyak 3.337 unit, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 4.014 unit.
Ketua Umum Hanabigiri Kis Angoro mengatakan, hal ini disebabkan minimnya permintaan alat berat di sektor pertambangan karena harga komoditas pertambangan sedang lesu atau tidak setinggi beberapa tahun lalu.
“Penurunan penerimaan produksi pada triwulan I tahun 2024 disebabkan oleh masih belum tumbuhnya permintaan alat-alat berat khususnya sektor pertambangan sehingga menyebabkan harga komoditas pertambangan masih lemah seperti batu bara dan nikel.” Kepada Bisnis, pada Senin (23/9/2024).
Pada paruh pertama tahun 2024, produksi peralatan didominasi oleh 2.873 unit hydraulic excavator, disusul oleh 252 dump truck, 202 bulldozer, dan 10 motor grader.
FYI, sebagian besar penyerapan barang-barang berat yang diproduksi saat ini diserap oleh industri pertambangan yang mendominasi hingga 60% kebutuhan transportasi produksi nikel.
Sedangkan industri pertanian, alat berat menyumbang 15%, kehutanan 15%, dan konstruksi 10%. Gray mengaku menaruh harapan besar terhadap pangsa pasar di industri konstruksi.
“Pasar konstruksi yang diharapkan meningkat seiring dengan dibangunnya proyek infrastruktur, ternyata belum mampu menyerap alat berat produksi dalam negeri secara maksimal,” ujarnya.
Apalagi, ditemukan bahwa aktivitas pemilu 2024 awal tahun ini masih memberikan sentimen yang membuat pelaku usaha bersikap konservatif atau wait and see terhadap hasil dan kebijakan pemerintah selanjutnya.
Meski demikian, Gray menegaskan pihaknya masih optimistis dengan target peningkatan produksi hingga 8.000 unit hingga akhir tahun ini.
“Kami masih optimistis target produksi 8.000 unit pada tahun 2024 dapat tercapai, karena sektor yang tumbuh saat ini adalah pertambangan,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel