Bisnis.com JAKARTA – Harga minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan datar pada Selasa (2/7/2024), meredakan kekhawatiran gangguan pasokan akibat Badai Canberra di Karibia.
Minyak mentah berjangka Brent turun 36 sen, atau 0,42%, menjadi $86,24 per barel, menurut laporan Reuters, mengutip Reuters. Sementara itu, minyak mentah WTI AS turun 57 sen, atau 0,68%, menjadi $82,81 per barel.
WTI menguat sebesar US$1 menjadi US$84,38 per barel pada Senin pagi (1/7), karena permintaan bahan bakar yang diatur oleh AS terus meningkat akibat dampak beryl di sektor produksi lepas pantai Teluk Meksiko bagian utara. .
Kedua tolok ukur tersebut naik sekitar 2% di sesi sebelumnya.
Namun ketika perkiraan baru keluar pada hari Senin, ketakutan para pedagang terhadap masalah pasokan mereda, kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
“Pasar menyadari bahwa beryl akan menghentikan produksi minyak lepas pantai,” kata Flynn.
“Kami mungkin melihat beberapa penutupan, namun dampaknya terhadap platform akan minimal,” tambahnya.
Badai Barrel adalah badai Kategori 5 yang dahsyat di Laut Karibia. Pusat Badai Nasional AS mengatakan badai tersebut akan melemah menjadi badai tropis saat memasuki Teluk Meksiko akhir pekan ini.
“Kami menghindari serangan terhadap Beryl,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC. Namun, perlu dicatat bahwa setiap badai yang melanda Teluk akan menjadi badai besar.
Permintaan bensin AS diperkirakan mencapai puncaknya pada minggu ini menjelang libur Hari Kemerdekaan pada hari Kamis. American Automobile Association memperkirakan perjalanan selama musim liburan akan meningkat sebesar 5,2% dibandingkan tahun 2023, sedangkan perjalanan dengan mobil akan meningkat sebesar 4,8%.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.