Bisnis.com, Jakarta – Harga minyak dunia terlihat menguat pada awal pekan perdagangan seiring perselisihan di Timur Tengah yang berdampak pada pasokan di kawasan dan ekspektasi penurunan suku bunga AS. tuntutan.

Minyak mentah berjangka brent untuk kontrak November naik 20 sen atau 0,3% menjadi US$74,69 per barel, mengutip Reuters, Senin (23/9/2024). Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November naik 22 sen atau 0,3% menjadi US$71,22.

Harga minyak naik pada awal pekan ini karena sentimen yang didorong oleh penurunan suku bunga AS dan penurunan pasokan AS setelah Badai Francine. Sementara itu, harga minyak dunia mengalami kenaikan selama 2 minggu berturut-turut dalam seminggu terakhir.

Rabu lalu, bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), memangkas suku bunga sebesar setengah poin persentase, penurunan biaya pinjaman yang jauh lebih besar dari perkiraan banyak orang.

Pemotongan suku bunga secara umum meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi, namun para analis dan pelaku pasar khawatir bahwa pasar kerja bank sentral akan melambat.

“Penurunan suku bunga The Fed mendukung sentimen di tengah harapan perbankan dapat melakukan soft landing dalam perekonomian. Lemahnya dolar AS juga mendukung minat investor,” kata ANZ dalam laporannya.

ANZ mengatakan pertempuran antara Israel dan milisi yang didukung Iran telah menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik akan berlanjut di Iran, produsen minyak utama di kawasan itu.

Hizbullah, kelompok yang didukung Iran yang berbasis di Lebanon, dan Israel saling baku tembak pada hari Minggu, mengirimkan roket jauh ke Israel utara setelah kelompok tersebut menghadapi pemboman terberat dalam konflik yang telah berlangsung hampir setahun.

Konflik meningkat pekan lalu setelah ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak. Serangan ini banyak disalahkan pada Israel, yang tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA