Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak naik tipis untuk ketiga kalinya meski dengan margin kecil, seiring para pedagang menilai rendahnya harga di Amerika Serikat (AS) dan berkurangnya permintaan di China. 

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (25/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2024 naik 0,06% menjadi $78,33 per barel pada pukul 13.25 WIB. 

Terakhir, harga minyak Brent untuk pengiriman September 2024 juga naik 0,09% menjadi $82,44 per barel. 

Harga minyak WTI mendekati US$ 78 per barel. Kemudian minyak mentah Brent dijual di atas US$82 per barel, sehingga harga tidak banyak berubah selama sepekan. 

Data tersebut menandai penurunan pasokan Paman Sam selama empat minggu berturut-turut, yang turun ke level terendah sejak Februari 2024.

Waktu yang ditentukan mewakili jangka waktu yang singkat. 

Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai konsumsi energi di Tiongkok, yang merupakan importir minyak terbesar di dunia.

Pertumbuhan yang lambat, kurangnya langkah-langkah insentif yang kuat dan penggunaan kendaraan listrik tidak hanya menjadi penghalang terhadap permintaan. 

Tahun ini, harga minyak sedikit lebih tinggi, dibantu oleh penurunan suku bunga OPEC+ dan ekspektasi penurunan suku bunga AS.

Namun, para pengamat pasar kini terpecah mengenai apakah OPEC+ akan mengurangi pengurangan produksinya pada kuartal berikutnya. 

“Harga telah berada dalam kisaran tersebut selama beberapa bulan,” jelas Stefano Grasso, chief portfolio officer di perusahaan investasi 8vantedge Pte. 

Meskipun sulit bagi harga minyak untuk turun di bawah 70 dolar AS per barel karena pengaruh OPEC dan konflik yang terjadi di banyak wilayah tempat kami beroperasi, kekuatan OPEC dipandang sebagai hambatan. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA