Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditetapkan sebesar US$75-US$85 per barel dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan APBN 2024 yang ditetapkan sebesar US$82 per barel.
“Harga rata-rata minyak mentah Indonesia [ICP] Kementerian ESDM merekomendasikan perkiraan ICP sebesar US$75-US$85 per barel dalam RAPBN tahun 2025,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam rapat kerja tersebut. Komisi VII bersama DPR RI, Rabu (5/6/2024).
Perkiraan kenaikan ICP tersebut, kata Arifin, didasarkan pada kinerja rata-rata ICP hingga Mei 2024 sebesar US$ 81,67 per barel dan kemungkinan akan turun.
Selain itu, hal ini didasarkan pada proyeksi jajak pendapat Reuters dan Outlook Energi Jangka Pendek dari Administrasi Informasi Energi Departemen Energi AS yang memperkirakan harga minyak global akan berkisar antara US$80,46-US$87,79 pada tahun 2025. barel
Selain faktor-faktor tersebut, Arifin menjelaskan, ada faktor lain yang menjadi pendorong kenaikan harga minyak, antara lain kesepakatan pembatasan produksi minyak dari negara-negara OPEC+.
Kemudian, dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang, termasuk rupiah atau rupiah.
Ketegangan politik juga muncul di dua kawasan, Eropa Timur dan Timur Tengah, ujarnya.
Tak hanya ICPE, Arifin mengusulkan 1.583 -1.648 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) untuk pembangunan RAPBN migas pada RAPBN 2025.
Rinciannya, produksi minyak 580.000-601.000 barel per hari (bopd) dan produksi gas bumi 1.003-1.047 juta boepd.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel