Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global terpantau meningkat tajam pada Senin (26 Agustus 2024) seiring kekhawatiran pasar terhadap dampak besar konflik Gaza di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak di kawasan. Sementara itu, penurunan suku bunga AS akan meningkatkan prospek perekonomian global dan mendorong permintaan.

Berdasarkan Reuters pada Senin (26 Agustus 2024), minyak mentah berjangka Brent meningkat 37 sen atau setara 0,5% menjadi 79,39 USD/barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada pada level 75,19 USD/barel, naik 36 sen atau setara dengan 0,5%.

Pergerakan harga minyak global dipengaruhi oleh ketegangan konflik di Timur Tengah setelah Hizbullah menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel pada hari Minggu, ketika militer Israel mengatakan telah menyerang Lebanon dengan sekitar 100 pesawat untuk mencegah serangan yang lebih besar.

Bentrokan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik di Gaza berisiko berubah menjadi konflik regional yang melibatkan Iran, yang mendukung Hizbullah, dan sekutu utama Israel, Amerika Serikat.

Analis IG Tony Sycamore mengatakan: “Serangan pendahuluan Israel di Lebanon selama akhir pekan untuk menghentikan serangan Hizbullah akan memastikan pembukaan yang lebih kuat pagi ini karena minyak mentah (WTI) memperpanjang kenaikan harga awal menjadi $77,50, naik dari $80,00.” dari Reuters.

Sementara itu, harga kedua jenis minyak tersebut naik lebih dari 2% pada Jumat lalu. Pernyataan tersebut menyusul pernyataan Gubernur bank sentral AS, The Fed, Jerome Powell, yang mendukung penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

“Prospek pelonggaran kebijakan moneter akan meningkatkan sentimen di seluruh kompleks komoditas. Kami memperkirakan The Fed akan melakukan serangkaian penurunan suku bunga secara progresif,” kata analis ANZ.

Namun, mereka juga mengatakan harga minyak turun pada pekan lalu karena prospek buruk di negara-negara besar membebani permintaan gas.

Sementara itu, Departemen Energi AS pada Jumat lalu mengatakan pihaknya telah membeli hampir 2,5 juta barel minyak untuk membantu mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis.

Baker Hughes mengatakan dalam laporan mingguannya bahwa jumlah rig minyak aktif AS tidak berubah pada 483 minggu lalu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel