Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memantau pergerakan harga minyak mentah global seiring memanasnya konflik di Timur Tengah. 

Agus Cahyono Adi, Kepala Kantor Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan harga minyak sangat sensitif terhadap guncangan geopolitik dibandingkan komoditas lainnya.

Harga minyak sangat sensitif terhadap geopolitik. Bukan sekedar komoditas sederhana, ini hanya soal supply dan demand,” kata Agus, Jumat ( 10/04/2024) di Kementerian Energi dan di rapat-rapat di Kementerian Sumber Daya Mineral.

Harga minyak, lanjut Agus, bahkan bisa memicu kekhawatiran kekurangan pasokan, meski kenyataannya belum terjadi.

Jika harga minyak dunia naik, maka harga BBM nonsubsidi di Indonesia berpotensi naik seiring dengan harga pasar. Sebab, harga BBM nonsubsidi ditetapkan oleh badan usaha sesuai batasan yang ditetapkan dalam peraturan Kementerian. 

Agus tidak memungkiri, kenaikan harga BBM nonsubsidi bisa mendorong lebih banyak masyarakat beralih ke BBM bersubsidi. Untuk itu, pemerintah kini sedang melakukan kajian untuk menyasar penyaluran BBM bersubsidi.  

“Saat ini sedang dilakukan kajian untuk memastikan BBM bersubsidi benar-benar memenuhi target. Nanti akan jelas siapa yang berhak sesuai dengan kemampuan ekonominya dan berapa jumlah konsumsinya pada tingkat tersebut. Ini sedang dikaji,” jelas Agus.

Sementara itu, harga minyak dunia diperkirakan akan mencapai $100 per barel jika saling menyerang antara Israel dan Iran memicu siklus pembalasan yang menargetkan infrastruktur energi atau penutupan Selat Hormuz.

Harga minyak naik secara global di tengah kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak ke Timur Tengah setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel.

Minyak mentah Brent naik 9 sen atau 0,12% menjadi US$77,71 per barel pada Jumat (3/10/2024), mengutip Reuters. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 8 sen, atau 0,11 persen, menjadi $73,79 per barel. Kedua harga minyak acuan tersebut naik sekitar 8% setiap minggunya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel