Bisnis.com, Jakarta – Harga minyak berpotensi mencatat penurunan mingguan terdalam dalam hampir satu tahun, meskipun OPEC+ menunda rencana untuk meningkatkan produksi selama dua bulan di tengah masih adanya kekhawatiran atas lemahnya permintaan dan berlimpahnya pasokan.
Minyak mentah Brent naik 0,1% menjadi $72,76 per barel pada Jumat (09/06/2024), mengutip Bloomberg, namun Brent telah turun hampir 8% sepanjang minggu ini. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,14% menjadi $69,25 per barel.
Harga minyak terpukul oleh pengumuman OPEC yang tidak akan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober dan November. Namun, rencana OPEC untuk meningkatkan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama satu tahun masih berjalan.
Harga minyak telah jatuh sejak awal Juli di tengah kekhawatiran terhadap permintaan dari konsumen utama, terutama Tiongkok, dan tanda-tanda peningkatan pasokan dari negara-negara di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Sementara itu, selisih waktu juga menunjukkan pelemahan, dengan pola bullish kemunduran yang menyempit dengan cepat, meskipun gangguan pasokan baru-baru ini di Libya telah meredam beberapa penurunan harga.
“Kami melihat penundaan OPEC+, kondisi geopolitik dan ekonomi yang sedang berlangsung memberikan dukungan harga untuk Brent pada $70-$72,” analis di Citigroup Inc. mengatakan dalam sebuah laporan. Termasuk Eric Lee.
Selain itu, Citigroup juga mengatakan pihaknya memperkirakan harga minyak akan turun menjadi sekitar $60 pada tahun 2025 karena munculnya kelebihan pasokan di pasar.
Selain itu, permintaan terhadap banyak produk minyak olahan juga menunjukkan tanda-tanda melambat. Pasar solar di Tiongkok dan India – yang menyumbang sebagian besar permintaan di Asia – menunjukkan tanda-tanda perlambatan karena menyusutnya margin penyulingan.
Hal ini serupa dengan tren di Eropa, di mana harga acuan berjangka pada pekan lalu mencapai titik terendah sejak pertengahan tahun 2023.
Sementara itu di AS, data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah komersial AS turun hampir 7 juta barel pada pekan lalu ke level terendah dalam setahun.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA