Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Publik Konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) tercatat dalam daftar pemantauan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) karena pertumbuhan harga saham yang tidak biasa atau aktivitas pasar yang tidak biasa (UMA).
Kepala Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan Peng-UMA-00117/BEI.WAS/07-2024 mengatakan Bursa sedang memantau saham WIKA karena kenaikan harga yang tidak wajar. Namun demikian, pengumuman ini tidak serta merta berarti bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal telah dilanggar.
“Kami informasikan telah terjadi kenaikan harga saham WIKA yang tidak wajar atau adanya aktivitas pasar yang tidak wajar,” kata Yulianto, Senin (11/07/2024).
Dia mengatakan bursa sedang memantau perkembangan pola perdagangan saham WIKA. Selain itu, investor diimbau memperhatikan respons manajemen WIKA terhadap permintaan konfirmasi bursa.
Investor juga disarankan untuk mencermati aktivitas dan keterbukaan WIKA. Investor kemudian diharapkan mempertimbangkan rencana aksi korporasi jika WIKA tidak mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Investor juga disarankan untuk mempertimbangkan berbagai pilihan yang mungkin timbul di masa depan sebelum mengambil keputusan investasi.
“Akibat munculnya aktivitas di luar kebiasaan di pasar saham WIKA, perlu dicatat bahwa bursa sedang memantau perkembangan model perdagangan saham ini,” lanjutnya.
Sebagai informasi, saham WIKA menguat dan masuk daftar top gainer pada pekan perdagangan 8 Juli hingga 12 Juli 2024.
Saham WIKA sepanjang pekan menguat, naik 67,38% atau menjadi Rp 236 per saham dari pekan sebelumnya Rp 141, menurut Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam sebulan terakhir, saham WIKA naik 153,76%.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan kenaikan harga saham perseroan sepenuhnya disebabkan oleh dinamika pasar. Saat ini WIKA terus fokus pada kesehatan dan transformasi keuangan, ujarnya.
“Kami fokus mencari tahu siapa yang berinvestasi di saham WIKA dan sebagainya, itu semua mekanisme pasar,” kata Mahendra saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayana, Jakarta, Senin (24/09/2024) malam.
Meski demikian, ia mengaku pihaknya telah mengundang para analis dan investor untuk mengunjungi berbagai proyek WIKA. Kunjungan yang dilakukan pada awal Juni 2024 ini bertujuan untuk melihat langsung skala karya desain yang dilakukan perusahaan.
“Mari kita pastikan kegiatan WIKA ini nyata. “Kemarin kami ajak mereka ke IKN, lalu ke Rumah Persahabatan lalu ke kantor untuk melihat bagaimana WIKA merangkul digitalisasi dan memperkuat tata kelola, manajemen risiko, dan lain-lain,” kata Mahendra.
Mahendra kembali menegaskan, yang terpenting saat ini adalah WIKA mampu memperkuat fundamental dan tata kelola perusahaan untuk menjamin kelangsungan usaha dan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
__________
Catatan. Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.