Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas beragam karena investor menunggu lebih banyak data perekonomian Amerika Serikat (AS). Harga batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) juga ditutup datar. 

Minyak mentah turun 0,03% menjadi $2,363.78 per ounce pada pukul 06.48 WIB pada Jumat (26/7/2024), menurut data Bloomberg. 

Selanjutnya, emas Comex untuk kontrak Desember 2024 menguat 0,36% menjadi $408,50 per ounce pada pukul 06.36 WIB. 

Berdasarkan Reuters, harga emas turun ke level terendah dalam dua minggu lebih pada Kamis (25/7). Hal ini disebabkan aksi ambil untung pasca reli emas baru-baru ini. Trader juga menunggu data perekonomian Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga. 

Analis Marex Edward Meyer menjelaskan: “Jelas ada aksi ambil untung, yang disebabkan oleh melemahnya pasar saham AS, selain aksi jual.” 

Mantan Ketua Federal Reserve New York Bill Dudley mengatakan The Fed harus memangkas suku bunga minggu depan, mengutip data pekerjaan terbaru. 

Menurut alat CME FedWatch, pasar memperkirakan penurunan suku bunga 100% pada bulan September. Daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil meningkat di lingkungan suku bunga rendah. harga batubara 

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/7), batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2024 berada di level $134,75 per barel, menurut data Bloomberg. Kemudian, kontrak Agustus 2024 juga turun 0,11% menjadi Rp138,40 per ton.

Badan Energi Internasional (EIA) mengutip ETEnergyWorld yang mengatakan bahwa produksi batu bara global mungkin tidak banyak berubah pada tahun 2024. 

Perkiraan tersebut memperhitungkan perlambatan output Tiongkok setelah dua tahun mengalami pertumbuhan substansial. India juga berencana meningkatkan pasokan batu bara sebesar 10%. Negara-negara maju juga mengalami penurunan output secara besar-besaran karena menurunnya permintaan. 

Perdagangan batubara global mencapai titik tertinggi sepanjang masa, meskipun impor dari Eropa dan Asia Timur Laut mengalami penurunan. 

“Karena harga gas alam lebih stabil dibandingkan beberapa tahun terakhir, harga batu bara tetap berada pada kisaran pada paruh pertama tahun 2024, kembali ke tingkat sebelum krisis energi global, namun meningkat karena tekanan inflasi,” kata laporan IAEA.  penetapan harga CPO 

Minyak sawit atau komoditas CPO berjangka kontrak Oktober 2024 ditutup pada Kamis (25/7) lebih rendah 7 poin menjadi RM3.918 per ton di bursa derivatif Malaysia. Kemudian, kontrak Agustus 2024 menguat 12 poin menjadi RM4.004 per ton.

CPO berjangka mengakhiri penurunan hari ketiga berturut-turut pada Kamis (25/7), menyusul melemahnya pasar minyak kedelai Chicago dan melemahnya harga minyak sawit Dalian, menurut Bernama. 

Namun, pedagang minyak sawit David Nigh mengatakan tekanan penurunan dibatasi oleh perkiraan permintaan yang kuat, yang dapat mengurangi tren produksi. “Resistensinya kita lihat di Rp 3.850.000 dan Rp 4.000,” tutupnya. 

Sementara itu, ia memperkirakan pasar akan memproduksi lebih banyak pada bulan ini setelah data sebelumnya dari Asosiasi Produsen Kelapa Sawit Selatan (SPPOMA) menunjukkan peningkatan produksi. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel