Bisnis.com, Jakarta – Harga komoditas emas beragam setelah Ketua Federal Reserve Bank (Federal Bank) Jerome Powell membenarkan perkiraan pemangkasan CPO pada September 2024 berubah menjadi hijau. 

Harga emas di pasar lokal melemah 0,04% menjadi US$2.467,98 per troy pada pukul 06.50 WIB pada perdagangan Rabu (17/7/2024), berdasarkan data Bloomberg.

Terakhir, emas Comex kontrak Agustus 2024 naik 0,22% menjadi US$2.473,30 per troy ounce pada pukul 06.40 WIB. 

Berdasarkan Reuters, harga emas naik pada Selasa (16/7) seiring komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga pada September 2024. Investor mengharapkan lebih banyak data ekonomi dari AS untuk mengatasi kekhawatiran kebijakan moneter. . 

Powell mengatakan apresiasi dolar AS pada kuartal II-2024 sedikit meningkatkan keyakinan bahwa laju inflasi telah kembali sesuai target The Fed secara berkelanjutan. Investor menunggu data penjualan AS. 

Sementara itu, harapan kuat terhadap penurunan suku bunga pada September 2024 mendorong emas mundur pada bulan ini. 

Nitesh Shah, kepala strategi produk di Wisdom Tree, menjelaskan: “Ketidakpastian atas penantian panjang penurunan suku bunga AS bisa mengurangi bearish pada logam mulia di kuartal ketiga dan meningkatkan harga emas.”   harga batubara 

Harga batu bara di ICE Newcastle untuk pengiriman Juli 2024 turun 0,41% menjadi $134,40 per metrik ton pada penutupan Selasa (16/7), menurut data Bloomberg. Sedangkan kontrak batubara Agustus naik 0,36% menjadi US$138,25 per ton. 

Menurut Reuters, Tiongkok berencana mengurangi emisi dari industri batu bara, melalui eksperimen pembakaran listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan amonia atau biomassa hijau, serta penangkapan, penggunaan, dan pengelolaan karbon. 

Sementara itu, tenaga batu bara masih menjadi sumber energi utama di Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia. Hal ini terjadi meskipun ada upaya pemerintah untuk mengembangkan sumber energi terbarukan. 

Pendekatan baru ini termasuk dalam rencana pemerintah yang dipresentasikan bekerja sama dengan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional dan Badan Energi Nasional. 

“Saya tidak yakin bahwa membakar amonia di pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan ide yang baik (dari segi biaya), terutama karena masih ada potensi untuk meningkatkan pembangkit listrik dengan meningkatkan perdagangan listrik antar daerah dan meningkatkan kesenjangan,” kata seorang analis di Institut Penelitian Energi dan Iklim Shen Xini tentang harga listrik “berbahan bakar batubara”. 

Minyak sawit atau CPO berjangka untuk kontrak September 2024 yang diselesaikan pada Selasa (16/7) naik 49 poin menjadi 3.944 ringgit per ton di Malaysia Commodity Exchange. Kontrak Agustus 2024 naik 43 basis poin menjadi 3.964 ringgit per ton. 

Dalam keterangannya yang dikutip Bernama, pedagang minyak sawit David Ng mengatakan, kontrak berjangka CPO naik pada Selasa (16/7) karena kuatnya kinerja minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT). 

Dia mengatakan kenaikan harga CPO berjangka didukung oleh ekspor yang lebih baik dari perkiraan, yang menunjukkan pertumbuhan permintaan secara keseluruhan dan perdagangan produk minyak bumi yang lebih baik. 

“Kami melihat support di Rp 3.850 dan resistance di Rp 4.000.000,” jelasnya. 

Sebelumnya pada perdagangan Senin (15/7), kontrak berjangka CPO ditutup melemah seiring anjloknya pasar minyak kedelai. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA